TEMPO.CO, Jakarta - Di wilayah Jakarta Utara telah ditemukan sembilan kasus difteri sepanjang 2017. Kasus itu paling banyak terjadi di Kecamatan Koja, yaitu empat kasus. Disusul Kecamatan Tanjung Priok dua kasus serta Kecamatan Penjaringan, Pademangan, dan Cilincing masing-masing satu kasus.
“Untuk empat orang di Koja, setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata hanya satu orang yang positif,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Muhammad Helmi, Ahad, 10 Desember 2017. “Hingga saat ini belum ditemukan yang meninggal.”
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Keosmedi Priharto menegaskan pemerintah DKI sudah menetapkan kasus difteri di Ibu Kota sebagai kejadian luar biasa. Kebijakan itu diambil setelah dua warga Jakarta meninggal akibat terinfeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memerintahkan imunisasi secara masif di seluruh wilayah Jakarta. Pada tahap pertama, pemerintah daerah memprioritaskan vaksinasi di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara terhadap 1,2 juta anak berusia 2-19 tahun. Vaksinasi serentak yang disebut outbreak response immunization itu dimulai pada 11 Desember 2017.
Helmi mengatakan vaksinasi dilaksanakan di semua puskesmas, rumah sakit pemerintah, dan sekolah. “Vaksinasi gratis,” katanya. Ia menegaskan, makin banyak penduduk yang divaksin, penyebaran difteri makin bisa ditekan.
FRISKI RIANA