TEMPO.CO, Jakarta - Pada tengah malam hari, Rabu, 17 Januari 2018, panggilan telepon masuk ke Pos Pemadam Kebakaran Muara Baru, Jakarta Utara. Panggilan datang dari sumber kebakaran yang sama seperti pada Selasa, 16 Januari 2018, yakni Museum Bahari di Jakarta Utara.
Dering telepon terakhir muncuk pagi tadi, sekitar pukul 7.00 WIB, Kamis, 18 Januari 2018.
Menurut Nurdin Sulalari, Perwira Operasi Wilayah Jakarta Utara, panggilan terakhir tersebut muncul bukan api, melainkan asap. Asap masih mengepul di bekas kebakaran Museum Bahari.
Baca: Habis Terbakar, Semua Koleksi Museum Bahari Belum Diasuransikan
Pagi tadi, aroma kayu terbakar masih tercium, terutama di wilayah Gedung A dan Gedung C. Atap kedua gedung tersebut diruntuhkan pada saat pemadaman pertama.
"Maju, terus, maju. Mundur, tahan, miringin," ujar para petugas dalam evakuasi barang-barang yang tersisa di Gedung A dan C seperti beberapa batang perahu kayu.
Para petugas itu gabungan dari awak beberapa museum d Jakarta, di antaranya Museum Wayang, Musrum Keramik, Monumen Nasional, dan Museum Tekstil. Mereka bekerjasama dengan petugas pemadam kebakaran untuk memindahkan barang yang selama dari kebakaran.
Pemadam kebakaran dan polisi masih menjaga Museum Bahari. Nurdin mengatakan, kayu-kayu koleksi museum yang terbakar belum semuanya dirobohkan. Kayu-kayu itu besar dan tua sehingga dikhawatirkan masih menyisakan bara yang akan melahirkan api kembali apabila diterpa angin terus-menerus.
"Udah gak ada (api), hanya asep aja sebenarnya tapi dikhawatirkan jadi api," ujar.
Pada bagian dalam museum, baik Gedung A, maupun Gedung C, lantai satunya terlihat masih utuh, kecuali Gedung C pada bagian ujung yang memang menjadi titik awal kebakaran. Bagian pojok tersebut, kini hanya tersisa kayu-kayu raksasa bekar terbakar yang sebagian besar telah berubah menjadi bara. Lantai dua dari kedua gedung tersebut yang memang secara dominan dikalahkan si jago merah.
Lantai satu dari gedung-gedung ini masih berantakan dan basah akibat terguyur air pemadam kebakaran dan hujan yang juga beberapa kali hadir. Terakhir, hujan mengguyur museum ini pada pukul 9 pagi, sekitar setengah jam.
Museum Bahari dibangun pada 1771 dan sempat dijadikan tempat menyimpan rempah-rempah milik VOC. Museum terbakar, tepatnya pada Gedung C yang kemudian menyambar ke Gedung A, pada Selasa pagi, 16 Januari 2018. Hingga kini museum belum dibuka untuk umum.
Penyebab Museum Bahari kebakaran belum diketahui. Menurut Kepala Museum Bahari Husnison Nizar, diduga kebakaran ini berasal dari konsleting listrik atau hubungan arus pendek.
FADIYAH | JOBPIE