TEMPO.CO, Bekasi - Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jawa Barat, membutuhkan waktu selama dua pekan untuk mendeteksi sumber pencemaran Kali Bojongmenteng. Pencemaran kali di Kecamatan Rawalumbu itu rutin terjadi setiap pekan.
"Hari ini, kami menindaklanjuti laporan dari warga RW 11 Perumahan Bumi Bekasi Baru IV bahwa di Jembatan 18 Blok D sering terjadi perubahan warna air di Kali Bojongmenteng, diduga akibat tercemar limbah," kata Kepala Dinas LH Kota Bekasi Jumhana Luthfi di Bekasi, Senin, 2 April 2018.
Dari hasil inspeksi mendadak yang dilakukan pihaknya ke lokasi pencemaran diketahui ada perubahan warna air sungai menjadi hitam pekat disertai bau tidak sedap setiap Jumat, Sabtu, atau Minggu. "Makanya kita lakukan pengecekan ke lokasi untuk ambil sampel," ujarnya.
Baca: Lautan Busa di Kanal Banjir Timur Marunda Sudah Ada Sejak 2014
Pihaknya melibatkan tim Unit Reaksi Cepat (URC) untuk mengambil sampel air yang diduga terkontaminasi limbah untuk dicocokkan dengan sampel limbah pabrik di bagian hulunya. "Kami libatkan tim URC untuk melakukan pengambilan sampel air dan mewawancarai warga sekitar untuk mengetahui sumber pencemaran," ucapnya.
Menurut dia, warga setempat berpendapat pencemaran ini diduga akibat banyaknya aktivitas produksi pabrik di sekitar hulu kali, seperti PT Oleo Nabati, produsen minyak goreng Sunco; PT Jeil Indonesia, produsen sablon; Taxi Blue Bird; laundry rumahan; dan pabrik pengecatan bodi mobil.
"Pabrik itu berdomisili di Jalan Raya Narogong. Hari ini kita cek satu per satu. Yang kita curigai ada perilaku pengolahan operasional instalasi pengolahan limbah (IPAL) yang tidak sesuai dengan aturan. Sebab, kalau warnanya hitam, berarti ada limbah yang tersimpan," ucapnya.
Baca: Pencemaran Kali Bekasi, Perusahaan Jins Diancam Pasal Berlapis
Dinas Lingkungan Hidup Bekasi curiga limbah tersebut sengaja dibuang oknum pengusaha ke Kali Bojongmenteng saat warga setempat libur hari raya Paskah pekan lalu. "Saya curiga, saat pegawai libur kemarin, dia buka pembuangan ke kali ini. Di Rawalumbu kejadian sebentar, sore hari kelurahan dan LH ke sana sudah bersih. Kita masih kucing-kucingan sampai saat ini," tuturnya.
Jumhana mengatakan Dinas LH telah mengambil satu per satu sampel limbah cair dari pabrik untuk dicocokkan dengan uji laboratorium air kali yang mengalami pencemaran. "Hasil laboratorium akan keluar dua pekan ke depan. Hari ini, mereka sudah perlihatkan fakta dan kita ambil sampel. Kalau berbuih, kemungkinan laundry rumah tangga, tapi kemarin warna hitam, bisa jadi laundry industri, bisa juga limbah pabrik," katanya.
ANTARA