TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa kasus bom Sarinah, Aman Abdurrahman alias Oman Abdurrahman, membantah ajaran yang disampaikan dirinya melalui buku menyebabkan perbuatan teror di Indonesia. Menurut Aman, yang diajarkannya selama ini hanya pemahaman tentang tauhid.
"Yang saya ajarkan adalah tauhid, seruan jihad itu bukan dari saya," ujar Aman dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat, 27 April 2018. Aman Abdurrahman merupakan terdakwa beberapa kasus teror bom di Indonesia, salah satunya bom Sarinah di Jalan MH. Thamrin, Jakarta, Januari 2016.
Aman disebut sebagai ideolog Jama'ah Ansharut Daulah (JAD), kelompok yang sering melakukan aksi teror di Indonesia. Aman menyebarkan ajarannya melalui tausiyah serta buku tulisannya. Salah satu buku tersebut berjudul Seri Materi Tauhid yang dibaca oleh pelaku-pelaku aksi teror bom.
Aman mengaku tak pernah mengetahui orang-orang yang membaca bukunya akan melakukan teror bom, seperti bom Sarinah. Aman mengatakan, sama sekali tak pernah menyuruh mereka berbuat demikian. "Masalah jihad itu mereka bukan baca tulisan saya, tapi dari internet kan banyak," ucap Aman.
Aman mengatakan, tujuannya menulis buku Seri Materi Tauhid hanya agar dibaca orang. Aman ingin yang membacanya memahami tauhid serta mengamalkannya. "Ya, alhamdulillah sudah diamalkan," kata Aman.
Salah satu murid Aman yang dikenal mengkuti ajarannya adalah Zainal Anshori, pimpinan JAD yang merancang teror bom Sarinah. Zainal juga bertanggung jawab atas penyerangan pos polisi di Tuban, Jawa Timur. Bom Sarinah pada 14 Januari 2016 itu menelan korban 16 orang, termasuk yang meninggal di lokasi. Dari belasan korban itu, terdapat terduga teroris.