Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelukan Hari Moekti Masih Dirasakan Sang Anak

image-gnews
Hari Moekti, rocker Indonesia era 1980-an yang hijrah menjadi ustad, mengembuskan napas terakhir di usia 61 tahun pada Minggu, 24 Juni 2018. Ia dikabarkan meninggal akibat serangan jantung. twitter.com
Hari Moekti, rocker Indonesia era 1980-an yang hijrah menjadi ustad, mengembuskan napas terakhir di usia 61 tahun pada Minggu, 24 Juni 2018. Ia dikabarkan meninggal akibat serangan jantung. twitter.com
Iklan

TEMPO.CO, Bogor - Kepergian Haryadi Wibowo alias Hari Moekti meninggalkan kesedihan amat dalam bagi putra sulungnya, Faqih Zulfikar. Ditemui usai pemakaman pada Senin 25 Juni 2018, Faqih mengungkap, pelukan dari sang ayah yang masih dia rasakan.

Faqih mengenang Hari bukan hanya sebagai bapak, tapi juga sahabat dan guru. “Sosoknya luar biasa sekali,” katanya sambil berlinang air mata.

Faqih mengatakan banyak cerita manis bersama sang ayah yang tak pernah ia lupakan. Di antaranya, pada 2011, ketika dia hendak terbang kembali ke Belanda. “Dia peluk saya dan bilang, sejauh mana pun tinggal, saya tetap anaknya, di situ saya menangis,” ujarnya.

Faqih mengaku sangat terenyuh karena ia tergolong yang amat jarang bertemu dengan sang ayah di antara empat anak Hari lainnya. “Kenangan paling tak terlupakan sebelum meninggal, Abi sempat bertemu dan memeluk anak saya, meminta untuk difoto berdua,” ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat itu juga dia ikut dipeluk. Hari membisikkan pesan seperti isyarat kepergiannya. "Pulang sana, temui ibumu, minta maaf pada ibumu. Kalau Abi sudah tidak ada, kamu menjadi kepala keluarga buat menggantikan Abi," tutur Faqih menirukan suara ayahnya.

Hari meninggal di antara aktivitas berdakwahnya di Cimahi, Jawa Barat, pada Minggu 25 Juni 2018. Serangan jantung menghentikan usianya. Hari lahir pada 25 Maret 1957. Ia menjadi vokalis grup musik rock Jakarta, Makara Band, dari 1982 sampai 1985.

Setelah itu, sebagai vokalis, ia bergabung dalam grup Krakatau sejak 1985 dan band Adegan pada 1991, sebelum kemudian memutuskan untuk mendalami agama Islam sebagai ustad atau ulama.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

23 jam lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.


Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

1 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Mathilda Khoo
Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.


Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

3 hari lalu

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya. Foto: Canva
Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya.


7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

3 hari lalu

Ayana Moon merayakan Idul Fitri bersama adiknya, Aydin Moon yang belum lama menjadi mualaf. Foto IG @aydinmoon.
7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

Kiprah sejumlah influencer mualaf ikut mewarnai penyebaran Islam di Korea


Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

3 hari lalu

Korea Siap Menerima Wisatawan Muslim
Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

Jauh sebelum viralnya infuencer Mualaf seperti Daud Kim, Islam masuk ke Korea sejak tahun 1950-an.


Kongres Pemuda Indonesia Laporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya atas Kasus Penistaan Agama

4 hari lalu

Gilbert Lumoindong. Instagram
Kongres Pemuda Indonesia Laporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya atas Kasus Penistaan Agama

Ketua Kongres Pemuda Indonesia atau KPI Jakarta Sapto Wibowo Sutanto melaporkan pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya pada 19 April 2024.


Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

4 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Adrien Olichon
Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.


Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

7 hari lalu

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya. Foto: Canva
Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.


Sebut Serangan ke Israel sebagai Pertahanan Diri yang Sah, Ini Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi

10 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi berbicara dalam pertemuan dengan kabinet di Teheran, Iran, 8 Oktober 2023. Iran's Presidency/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
Sebut Serangan ke Israel sebagai Pertahanan Diri yang Sah, Ini Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi

Y.M. Seyyed Ebrahim Raisi atau lebih dikenal sebagai Ebrahim Raisi merupakan seorang politikus konservatif dan prinsipil Iran serta ahli hukum Islam.


Simpang Siur Identitas Penyerang Australia, Sempat Dikira Ekstremis Yahudi dan Islam

10 hari lalu

Pelaku penusukan Joel Cauchi. Istimewa
Simpang Siur Identitas Penyerang Australia, Sempat Dikira Ekstremis Yahudi dan Islam

Berbagai akun X dengan banyak pengikut menuduh pelaku penusukan di Australia sebagai ekstremis Islam atau Yahudi