TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Bina Marga DKI Jakarta menyatakan kerusakan jalur difabel di sejumlah titik trotoar di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, masih tanggung jawab kontraktor pembangunan proyek tersebut.
Kepala Seksi Pembangunan dan Peningkatan Kelengkapan Prasarana Jalan Bina Marga DKI Jakarta Ricky Janus mengatakan pemeliharaan trotoar tersebut masih tanggung jawab PT Tasblock hingga Desember 2018.
"Nanti malam langsung kami tinjau kerusakannya agar bisa ditindaklanjuti," katanya saat dihubungi, Jumat pagi, 13 Juli 2018.
Baca: DKI Kebut Bereskan Trotoar Sebelum Asian Games, Bisakah?
Ia menuturkan trotoar tersebut selesai dibangun pada akhir 2016. Selama dua tahun, kata dia, pemeliharaan dan perbaikan trotoar masih tanggung jawab kontraktor yang membangunnya.
Meski pemerintah saat ini sedang fokus pada pembangunan trotoar di sekitar lokasi event Asian Games, kerusakan trotoar di wilayah lain tetap ditindaklanjuti. Menurut dia, kerusakan trotoar di Jakarta disebabkan beberapa faktor.
Faktor kerusakan trotoar terutama disebabkan karena penggunaan yang tidak sesuai dan perusakan. "Kalau ada informasi kerusakan bisa hubungi kami agar segera diperbaiki," ujar Ricky.
Simak: Pemerintah Kewalahan Tangani Parkir Liar di Kawasan Melawai
Dari pantauan Tempo, sejumlah jalur difabel atau guiding block di Jalan Melawai mulai rusak. Bahkan ada lantai kuning guiding block yang hilang di beberapa bagian.
Petugas keamanan di pertokoan Melawai, Wari, 50 tahun, mengatakan kerusakan jalur difabel terjadi sejak Februari lalu. "Beberapa jalur untuk tunanetranya sudah gerompal (gompal) dan sudah ada yang lepas," ucapnya.
"Kalau pas zamannya Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) jadi gubernur, penyiraman rutin. Jalur ini juga bebas dari kendaraan yang parkir sembarangan," tuturnya.
Simak juga: DKI Tambah 116 Bus Transjakarta Anyar untuk Asian Games Seharga...
Bambang, 28 tahun, warga lain, melihat hal yang sama. Pemerintah tidak merawat trotoar di sekitar Melawai. "Beberapa titik rusak dan copot jalur difabelnya," ujarnya.
Menurut dia, kerusakan jalur difabel yang terbuat dari plastik tersebut karena dipasang pada permukaan yang tidak rata. Jadi, kata dia, di beberapa bagian ada yang bautnya lepas karena tidak rata. "Jadi cepat gerompal karena keangkat," katanya.
Penyandang tunanetra, Taufiq Effendi, menuturkan sejumlah trotoar di Jakarta memang belum ramah untuk penyandang difabel seperti dirinya. Beberapa titik di tengah trotoar di Jakarta masih terdapat tiang listrik sampai lapak kaki lima. "Tapi sudah ada upaya pemerintah untuk memperbaiki lebih baik, dan saya lihat sudah ada langkah itu," ucapnya.