TEMPO.CO, Tangerang - Adik mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan, diduga tetap bisa mengendalikan proyek di Banten meski mendekam di Lembaga Pemasyarkatan Sukamiskin. Dugaan ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Aliansi Independen Peduli Publik (ALIPP) Banten, Uday Suhada.
Baca: Di Lapas Sukamiskin, Adik Ratu Atut Chosiyah Dilayani Ajudan?
"Perannya masih kuat, proyek di Provinsi Banten, Kabupaten Serang, dan Tangerang Selatan masih ia kendalikan dari Sukamiskin," ujar Uday, Rabu 25 Juli 2018.
Nama Wawan belakanan ini menjadi sorotan publik setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menggelar operasi tangkap tangan di penjara Sukamiskin. Dalam operasi itu diketahui ternyata Wawan tidak berada di kamar tahanan.
KPK telah menetapkan empat tersangka suap pemberian fasilitas, pemberian perizinan, ataupun pemberian lainnya di Lapas Sukamiskin Bandung. Mereka adalah Wahid Husein yang menjabat Kalapas Sukamiskin sejak Maret 2018.
Menurut Uday, dugaan itu didasarkan atas sejumlah indikasi. Diantaranya adalah banyak kepala dinas, pejabat, dan anggota dewan yang secara khusus menemuinya di Sukamiskin. "Untuk membuktikan, silahkan KPK buka rekaman CCTV Sukamiskin, akan ketahuan siapa saja yang rajin sowan ke Wawan," katanya.
Uday menambahkan, para pejabat itu menemui Wawan di Sukamiskin untuk mengatur penggarapan proyek-proyek infrastruktur yang ada di Banten. Berdasarkan hasil investigasi ALIPP, Wawan menggunakan orang lain sebagai kepanjangan tangan untuk mengendalikan juga proyek di Kabupaten Serang, Provinsi Banten dan Tangerang Selatan.
Baca: Saat Pilkada Serentak, Ratu Atut Salat Duha di LP Anak Tangerang
"Di Kabupaten Serang seluruh proyek dikuasai oleh Rahmawati dan Ali orang kepercayaan Wawan, di Tangsel juga ada, Provinsi Banten juga ada orang," katanya.
Soal peranan penting Wawan dalam proyek infrastruktur di Banten, dibenarkan oleh seorang pengusaha konstruksi berinisial SF. Ia pernah menemui Wawan di Sukamiskin pada Mei lalu. "Melalui ajudannya yang ada di dalam Lapas, Wawan tidak mau menemui saya, sedang sibuk katanya," ujar SF.
SF mengatakan, untuk menemui adik kandung Ratu Atut itu memang harus lewat ajudannya. "Kalau Wawan berkenan, diminta masuk keruangan khususnya. Tapi kalau tidak, ya seperti saya langsung pulang," katanya.