TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyarankan empat langkah yang bisa diambil masyarakat untuk menghindar dari dampak cuaca belakangan ini. Penurunan suhu cukup drastis terjadi pada malam menuju pagi plus embusan angin kencang terjadi sepanjang musim kemarau ini.
Baca:
Suhu Dingin Landa Jawa Sampai September, BMKG Bilang Begini
BMKG Sebut Musim Kemarau 2018 Akan Lebih Lama
Penjelasan empat langkah itu disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo, ketika dihubungi Rabu 8 Agustus 2018. Dia menanggapi kerawanan dari cuaca tersebut terhadap kondisi kesehatan manusia, mulai dari dehidrasi hingga flu alergi.
Langkah yang pertama, menurut Prabowo adalah usahakan untuk mengurangi paparan sinar matahari langsung. Sinar matahari langsung yang sangat terik disebutnya dapat membuat manusia lebih cepat kekurangan cairan tubuh yang nantinya akan mengakibatkan dehidrasi.
“Memang tidak mudah untuk mengurangi ekspos matahari untuk yang beraktivitas di lapangan, namun sebisa mungkin untuk menghindarinya,” tutur Mulyono.
Langkah kedua adalah menjaga badan agar tetap fit saat beraktivitas di bawah terik sinar matahari. Caranya, mengasup banyak cairan. “Maka dari itu, optimalkan konsumsi cairan seperti air mineral agar terhindar dari risiko dehidrasi,” katanya.
Baca:
Suhu Udara Turun Karena Aphelion? Ini Penjelasan BMKG
Karena perubahan suhu udara siang dan malam yang cukup drastis, maka langkah ketiga yang diimbau adalah tidak menggunakan pendingin ruangan saat malam. “Pada malam tidak usah pakai AC, karena sudah cukup dingin,” kata Mulyono.
Dari fenomena alam ini, diharapkan masyarakat lebih waspada dengan melakukan langkah-langkah preventif tersebut. Mulyono masih menambahkan, jika tidak perlu sekali sebaiknya jangan keluar rumah saat malam.
“Namun jika memang harus, lebih baik menggunakan pakaian hangat agar terhindar dari hipotermia (penurunan suhu tubuh).”
EDO JUVANO | ZW