TEMPO.CO, Depok - Umat Islam di Jabodetabek menyelenggarakan salat Idul Adha yang dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Kota Depok, Dede Zuraida, mengatakan prosesi pemotongan hewan kurban ada tata caranya.
Baca juga: Anies Lanjutkan Kebijakan Ahok, Begini Aturan Hewan Kurban di DKI
“Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam prosesi penyembelihan hewan kurban,” kata Dede kepada Tempo, Selasa, 21 Agustus 2018.
Diantara syaratnya, kata Dede, hewan kurban tidak cacat, seperti buta, pincang, sakit, dan kurus. “Umur untuk kambing dan domba lebih satu tahun, sapi dan kerbau di atas dua tahun,” ujar Dede
Tempat penyembelihan, kata Dede, harus bersih dan cukup luas. Harus terdapat saluran pembuangan darah. “Pisau yang digunakan harus tajam dan bersih,” ucap Dede.
Menurut Dede, penyembelih harus mengunakan pakaian bersih. Sebaiknya juga menyediakan sabun serta air bersih yang mengalir.
Ia menjelaskan, teknik peyembelihan dengan merebahkan hewan pada sisi bagian kiri. Dianjurkan untuk menghadap kiblat. “Keempat kaki hewan diikat, sebelum menyembelih diwajibakan membaca doa bismillahi, Allahu akbar,” kata Dede.
Hewan kurban, Dede menuturkan, disembelih pada bagian leher di belakang jakun. Memotong tiga saluran, yakni pernafasan, makanan, dan pembuluh darah. “Memeriksa kelayakan proses penyembelihan dengan memastikan tiga saluran terputus.”
Menurut Dede, langkah selanjutnya menetapkan status kematian hewan penyembelihan sekitar dua menit. Tidak adanya respon atau refleks dari kornea mata yakni mata tidak berkedip.
“Tidak adanya gerakan pada perut dan berhentinya aliran darah dari pembuluh darah yang terpotong,” ucap Dede.
Setelah penotongan, kata Dede, dilakukan pemisahan kepala dan kaki. Pengulitan dengan cara menggantung di tempat yang bersih. “Pemisahan jeroan merah yakni hati, jantung, ginjal, dan limpa dengan jeroan hijau yakni lambung dan usus yang harus segera dicuci di tempat terpisah,” kata Dede.
Dede menyarankan, penotongan daging dilakukan di tempat bersih dan terlindung dari sinar matahari. Kantong plastik untuk daging dan jeroan dipisahkan. “Gunakan kantong plastik tidak berwarna untuk makanan,“ ujap Dede.
“Daging yang sudah dikemas segera didistribusikan saat Idul Adha. Selanjutnya lubang bekas saluran darah harus ditutup kembali dengan rapi,” kata Dede.