TEMPO.CO, Bogor - Taman Safari Indonesia (TSI) dengan Taman Mini Indonesia (TMII) melakukan pertukaran satwa endemik asli Indonesia, Selasa 18 September 2018. TSI menyerahkan sepasang Komodo Dragon dan menerima beberapa hewan jenis unggas di antaranya Rangkong Badak.
Baca:
Balai Karantina Kembali Musnahkan Puluhan Ikan Aligator
Pertukaran dilakukan keduanya sebagai tindak lanjut kerjasama melakukan konservasi satwa secara berkelanjutan dan termonitor. “Ini bentuk upaya konservasi bersama, dalam rangka meningkatkan satwa Indonesia agar tidak punah,” kata Direktur Utama TMII, Tanribali Lamo.
Dia menerima pertukaran satwa itu didampingi Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta, Ida Harwati, serta Kepala BKSDA Jawa Barat, Sustyo Iriyono. Dalam kesempatan itu Lamo mengungkap kalau TMII sudah mendirikan Museum Komodo sejak 1977.
Baca:
Datang Sebagai Kucing Bengal, Bayi Puma Ditolak Masuk Indonesia
Sayang satwa hidupnya sudah mati pada 2017. Komodo oti pemberian Kebun Binatang Ragunan, Jakarta dan Gembira Loka, Yogyakarta. “Biasanya usia komodo hanya 12-13 tahun, tapi hewan ini mati pada usia yang lebih lama,” kata Lamo.
Dalam pertukaran itu, TMII menyerahkan Rangkong Badak, Kuau Raja, Ibis Putih, Ibis Rokoroko, Angsa Boha, Trulek Kenanga, Kuntul Kecil. Selain itu juga ular Sanca Hijau, serta Kadal Lidah Biru dan Kura Biuku.
Baca:
Penyelundupan 52 Kadal di Bandara untuk Dijual ke Jepang
Direktur Taman Safari Indonesia, Jansen Manangsang, menerangkan sepasang komodo yang dipertukarkan berusia 1 tahun hasil penangkaran di TSI. “Seperti kita tahu, komodo ini merupakan hewan purba yang masih bertahan sampai saat ini dan masuk dalam kategori hewan langka,” kata Jansen.