TEMPO.CO, Depok - Pengamat Transportasi Universitas Indonesia, Tri Tjahjono, mengatakan infrastruktur jalan di Kota Depok jauh dari standar berkeselamatan. Bahkan, ujar Tri, desain pembetonan jalan yang tidak sejajar dengan pinggiran jalan bisa memperparah kondisi korban kecelakaan.
Baca juga: Ini Kritik Pengamat UI Soal Minimnya JPO di Jalan Margonda Depok
“Kalau sepeda motor terpeleset, bisa menimbulkan korban jiwa,” kata Tri kepada Tempo, Selasa, 11 Desember 2018. Tri mengusulkkan agar Pemerintah Kota Depok membangun jembatan dari Jalan Rumah Tahanan Militer ke Jalan Margonda Raya, yang khusus untuk pejalan kaki.
Rute tersebut lebih dekat dengan berjalan kaki ketimbang menggunakan sepeda motor, karena harus melalui jalur memutar. Menurut Tri, menciptakan jalan yang menjamin keselamatan pengguna jalan bisa membuat masyarakat beralih dari kendaraan pribadi menjadi berjalan kaki atau menggunakan sepeda.
Untuk mengurangi jumlah remaja pengguna sepeda motor, kata Tri, bisa dilakukan dengan menyediakan angkutan sekolah. Dia menyarankan agar armada angkutan kota yang rutenya sepi penumpang bisa dialihkan menjadi bus atau angkot sekolah. Upaya lain, menurut dia, adalah menciptakan lingkungan sadar keselamatan jalan.
Baca juga: Pejalan Kaki Keluhkan JPO di Margonda, Depok Mau Bangun Skybridge
Sebelumnya, Universitas Indonesia dan Pemerintah Kot Depok membuat kajian mengenai keselamatan jalan. Anggota tim kajian dari UI, Alan Marino, mengatakan kini semakin sedikit pengguna angkutan umum di Depok, sehingga diperlukan perombakan kebijakan transportasi yang mengutamakan keselamatan, bukan mengurangi jumlah angkutan umum.
Mengutip data WHO, Alan memperkirakan kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab kematian nomor tiga di dunia pada 2030 setelah depresi dan serangan jantung. “Apabila kita terus berdiam diri, orang yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas akan terus meningkat,” kata Alan.