TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkap rasa syukurnya karena telah dipenjarakan. Isu agama telah menekan pria yang biasa disapa Ahok itu pada masa Pilkada DKI 2017, hingga dia diseret ke meja hijau dan divonis bersalah.
Baca:
Surat Ahok ke Pendukung: Minta Dipanggil dengan Nama BTP
"Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, Allah pencipta langit dan bumi, bahwa saya diijinkan untuk ditahan di Mako Brimob. Saya bersyukur diizinkan tidak terpilih di Pilkada DKI 2017," bunyi sebagian isi surat Ahok tertanggal 17 Januari 2019.
Menurut Ahok, seandainya terpilih kembali dalam pilkada itu, dia tidak akan mengalami perubahan seperti yang diklaim dialaminya kini. Sepanjang hampir dua tahun menjalani vonis pidana penjara, Ahok mengaku belajar menguasai diri seumur hidup.
Simpatisan meletakkan bunga di pintu masuk Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, 10 Mei 2017. Sejak vonis dua tahun penjara diketok palu, para simpatisan menuntut agar Ahok dibebaskan. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
"Jika saya terpilih lagi di Pilkada tersebut, saya hanyalah seorang laki-laki yang menguasai Balai Kota," katanya dalam surat yang telah dibenarkan keasliannya oleh staf pribadi Ahok tersebut.
Baca:
Surat Ahok Minta Tak Ada Penyambutan, Ini Kata Pendukung
Andai terpilih lagi sebagai Gubernur Jakarta pada saat itu, Ahok menduga dirinya tetap dan bahkan bertambah arogan, kasar serta menyakiti hati banyak orang. Atas perilakunya yang lampau itu Ahok pun meminta maaf.