TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi heran mengapa pemberian sertifikat tanah tak dilakukan sejak bertahun-tahun sebelumnya. Selama menjadi presiden, Jokowi telah membagikan jutaan sertifikat tanah kepada masyarakat yang tanahnya belum bersertifikat.
Baca: Bahas Pelebaran Sungai, Anies: Pak Presiden Sebut Normalisasi
Hari ini, Jokowi membagikan sertifikat tanah untuk masyarakat di Jakarta Pusat. Dalam acara itu, presiden didampingi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Saya targetkan 7 juta harus keluar, Alhamdulilah 9,4 juta keluar di 2018. Nyatanya kami bisa lakukan itu. Kenapa gak dilakukan dulu-dulu? Karena gak diberi target," ujar Jokowi di Lapangan Sepakbola Arcici Rawasari, Jakarta Pusat, Sabtu, 26 Januari 2019.
Jokowi mengatakan, sebelum ia menginstruksikan kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang serta Badan Pertanahan Nasional untuk mengebut sertifikasi tanah, dalam setahun BPK hanya mengeluarkan sertifikat tanah sebanyak 500 ribu. Sedangkan, kata Jokowi, ada 80 juta lokasi lahan di Indonesia yang membutuhkan sertifikat.
"Kalau 500 ribu per tahun, berarti baru 160 tahun lagi selesai semua. Bapak ibu tunggu 160 tahun, mau?" kata Jokowi.
Dalam pembagian sertifikat tanah kali ini, Jokowi memberikan sebanyak 30 ribu sertifikat untuk warga Jakarta Pusat. Pembagian itu ia serahkan secara simbolis kepada 3 ribu orang yang hadir dalam prosesi penyerahan.
Program pembagian sertifikat tanah telah berjalan sejak 2017. Pada tahun tersebut, pemerintah menyalurkan 5 juta sertifikat. Jumlahnya naik pada 2018 menjadi 9,4 juta. Tahun ini Jokowi menargetkan 9 juta sertifikat.
Baca: Hari Ini Jokowi dan Anies Bagikan Sertifikat Tanah Warga Jakpus
Jokowi berpesan agar masyarakat benar-benar menggunakan sertifikat tanah sebaik mungkin. Ia mengingatkan warga untuk menahan godaan menggadaikan sertifikat untuk hal-hal yang tidak produktif.