TEMPO.CO, Bekasi - PT. Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek mencatat gangguan lalu lintas kendaraan di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek rata-rata mencapai 60 kali setiap hari. Gangguan itu dapat menyebabkan tersendatnya arus lalu lintas hingga kemacetan yang mengular panjang.
Baca juga: Mudik Lebaran 2019, Rest Area Tol Cikampek Siapkan Fasilitas Ini
"Ada berbagai macam gangguan lalu lintas di jalan tol," kata General Manajer PT. Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Raddy R. Lukman, di Rest Area KM 19, Sabtu, 4 Mei 2019.
Ia menyebut, gangguan mulai dari kecelakaan lalu lintas, patas as roda, hingga pecah ban. Tapi, paling banyak, menurut Raddy, yaitu pecah ban hingga 60 persen dari total seluruh gangguan. Jika tak segera ditangani, maka akan menyebabkan kemacetan panjang.
Kemacetan ini paling banyak dikeluhkan oleh pelanggan, seperti yang disampaikan dalam kegiatan "Temu Pelanggan Tol Jakarta-Cikampek" di rest area kilometer 19, Tambun, Kabupaten Bekasi.
Menurut Raddy, mayoritas truk yang mengalami pecah ban adalah kendaraan besar yang disebabkan over kapasitas muatan. Pihaknya memiliki alat mirip sepatu roda sebagai alat evakuasi truk yang pecah ban. Caranya, kendaraan yang mogok diangkat ke pinggir jalan untuk diperbaiki.
"Kalau ada yang pecan ban, petugas secepat mungkin mengevakuasi ke bahu jalan atau keluar lajur supaya tidak menimbulkan kemacetan," kata Raddy.
Jasa Marga, Raddy menambahkan, hampir setiap dua pekan sekali bersama dengan kepolisian dan dinas perhubungan melakukan razia truk over kapasitas muatan. Selain berpotensi pecah ban, kata dia, truk kelebihan muatan menimbulkan masalah lain seperti rawan patah as, hingga merusak infrastuktur jalan karena tekanan berlebihan. "Imbasnya terjadi kepadatan di belakang truk," ujar Raddy.
Sebagai contoh, dua unit truk besar mengalami patah as dan pecah ban di Tol JORR wilayah Jatiasih beberapa waktu lalu. Jalur menuju Tanjung Priok tertutup oleh dua kendaraan itu. Imbasnya terjadi kemacetan panjang di Tol Jakarta-Cikampek. Petugas sampai membuka sodetan di kilometer 14 atau di depan kantor Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek untuk mengalihkan ke jalan arteri.
Raddy menyebut, kepadatan di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek sudah cukup padat. Rasio kepadatan telah mencapai angka 1. Berbagai upaya dilakukan oleh instansi terkait untuk mengurangi kepadatan seperti pembatasan jam operasional kendaraan berat, pemberlakukan ganjil genap.
Baca juga: Janji Atasi Kemacetan, Ini Kelebihan Gerbang Tol Cikampek Utama
Penyebab kepadatan, kata dia, disebabkan adanya proyek strategis nasional Tol Jakarta-Cikampek elevated, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan LRT. “Shingga di beberapa titik terjadi penyempitan lajur,” ujar Raddy.