TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat, Purwanti Suryandari menjelaskan faktor-faktor penyebab banjir di RW01, Kelurahan Semanan, Kalideres sulit surut.
Menurut dia, daerah itu merupakan dataran rendah yang dikelilingi oleh bangun lebih tinggi. Tiga di antaranya adalah Apartemen Daan Mogot City, Rumah Susun (Rusun) Pesakih dan rel kereta api, sehingga genangan banjir betah.
"Bangunan itu tinggi-tinggi, sementara kondisi RW01 itu cekungan dan rawa-rawa," ujar Purwanti saat dihubungi Tempo pada Jumat, 10 Januari 2020.
Selain menjadi 'kolam air', faktor lain yang menyebabkan banjir di Semanan sulit dikeringkan menurut Purwanti adalah adanya tumpukan sampah dengan jumlah besar. Sampah-sampah itu disebut akan menghambat pompa mengalirkan air.
"Petugas sudah bolak balik, pagi, siang, malam. Tapi sampah memang sulit diangkutin.
Menurut Purwanti, ada dua pompa air di Semanan. Saat banjir melanda, dia mengaku telah menerjunkan lima pompa tambahan untuk menyedot air. Menurut dia, banjir baru benar-benar surut sejak kemarin.
"Itu pun kita ngambilnya dari rusun Pesakih, karena akses susah. Rawa-rawa itu yang kita sedot," kata dia.
Sulitnya banjir surut di Semanan dikeluhkan warganya. Menurut Ketua RT10/RW01 Kelurahan Semanan, Gunawan banjir di wilayah tersebut datang setiap tahun dan selalu paling lama surut dibandingkan daerah lain.
Gunawan menjelaskan sejumlah faktor yang membuat banjir di daerahnya sulit beranjak. Salah satunya, ukuran gorong-gorong di Semanan disebut kecil. Pemerintah memang sudah menyediakan dua pompa air untuk mengalirkan air luapan Kali Semanan, tapi menurut Gunawan jumlahnya tidak cukup.
"Cuma kalau hujan kendalanya itu, kebanyakan pompanya dibikin dari listrik. Kalau listriknya mati ya ga berfungsi," kata Gunawan enam hari pasca banjir, Senin, 7 Januari 2020.
Gunawan juga menyatakan bahwa tinggi jalan di daerahnya lebih tinggi dari rumah warga. Hampir setiap tahun kata dia, selama ada pengecoran jalan. Selain itu, RW01 di Kelurahan Semanan juga dikelilingi gedung yang memiliki tinggi muka tanah lebih dari rumah warga.
"Ini semacam mangkok, jadi kalau air sudah masuk itu, kalau enggak disedot, susah keluar," kata dia soal banjir di Semanan yang sulit surut.