TEMPO.CO, Jakarta - Para pekerja ppemegang kartu Jaminan Sosial Tenaga kerja (Jamsostek) menyambut baik rencana pemerintah menggelontorkan bantuan langsung atau bansos tunai sebesar Rp 600 ribu selama empat bulan.
Hal itu bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka berharap dana itu bisa membantu orang tua di masa pandemi Covid-19.
"Ya, utamanya untuk kebutuhan sehari-hari dan kuliah, itu aja. Kalau konsumsi bisa untuk orang tua karena saya tinggal sendiri. Paling kirim buat keluarga karena mama kan lagi enggak kerja," kata Savira Anggi, salah seorang pekerja Alfamart di RT 05 RW 10, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat, 7 Agustus 2020.
Perempuan 21 tahun ini bersyukur dengan usaha pemerintah memulihkan kembali ekonomi yang minus 8,5 persen tersebut.
Sehingga bantuan itu dipakai untuk membantu ayahnya yang berhenti kerja dari toko semenjak virus corona menyebar. Sehingga bantuan itu, kata dia, bisa dimanfaatkan buat orang tuanya. "Ya, alhamdulillah, terima kasih," tutur Savira yang bergaji Rp 3,9 juta perbulan.
Berbeda dengan Savira, karyawan bernama Aprilian Umar, 20 tahun, berujar bantuan pemerintah ini bakal dipakai membelanjakan kebutuhan pokok.
"Misalnya beli nasi," ujar Aprilian, pekerja di Indomaret sejak 2018 itu. Di tempat kerjanya ia dibayar Rp 4,1 juta setiap bulan.
Menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui bantuan pemerintah ini, ia mengaku kebijakan itu tepat. Di lain sisi, menurut dia, bantuan tunai itu bisa meringankan masyarakat dengan yang pengeluaran banyak, tapi pendapatan sedikit.
Namun ia pesimis dengan rencana pemerintah gelontorkan Rp 600 ribu untuk pekerja non-PNS ini. Ia khawatir bantuan itu malah menambah beban utang pemerintah. "Tepat sih, tepat. Tapi itu duit dari mana? Harus pikir itu," ujarnya. "Kalau memperbesar utang kayaknya sama saja menyiksa."
Sementara Merry, 20 tahun, berniat membelanjakan uang pemberian pemerintah untuk kebutuhan rutinitas dan dipakai biaya sekolah. Ia enggan merincikan kebutuhan yang bakal dibelanjakan.
Menurut karyawan PT Gramedia Asri Media ini, ia bisa membantu keluarganya dengan memanfaatkan bantuan tunai itu.
Merry mengaku kebijakan itu belum bisa disebut dapat memulihkan ekonomi Indonesia, sebab hanya segelintir orang yang berhak menerima bansos tunai pemerintah ini. "Sama saja, keluarkan duit untuk orang bekerja. Yang tidak bekerja enggak dapat duit," ujar dia.
IHSAN RELIUBUN | DA