TEMPO.CO, Depok -Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengatakan, dalam menyikapi krisisnya rumah sakit untuk penanganan pasien Covid-19 di kota belimbing, pihaknya masih terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak.
Salah satu pihak yang turut dijalin komunikasinya yakni dunia perhotelan.
“Kita lagi penjajakan untuk bisa bekerjasama dengan hotel, apakah ada hotel yang bersedia untuk jadi tempat karantina,” kata Nova saat dihubungi Tempo, Rabu 16 September 2020.
Nova mengatakan, selain dirasa pas sebagai pengganti rumah sakit, penggunaan hotel sebagai lokasi perawatan pasien Covid-19 juga merupakan arahan dari pemerintah pusat.
“Kan arahan dari pusat, coba dimanfaatkan hotel, makanya kita lagi penjajakan nih,” kata Nova.
Nova menambahkan, jika ada hotel yang bersedia untuk menampung pasien Covid-19, maka terkait anggaran semuanya akan cover oleh pemerintah pusat.
“Anggarannya sih dibayar dari pusat, kita tinggal nyariin aja nih (hotelnya),” kata Nova.
Nova mengatakan, tidak ada spesifikasi khusus terkait hotel yang bersedia mengkarantina pasien Covid-19, hanya saja jumlah kamarnya harus mampu menampung lonjakan pasien.
“Paling tidak kapasitas nya lumayan yah, artinya jangan yang cuma sedikit isinya, artinya kapasitas kamarnya lumayan banyak, kemudian ya mau kerjasama,” kata Nova.
Sebelumnya, Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, dari 19 rumah sakit di Kota Depok yang khusus menangani pasien Covid-19, hampir semuanya terisi penuh.
“Untuk (rumah sakit gejala) ringan 63 persen, (gejala) sedang 81 persen dan berat penuh,” kata Idris saat menerima kunjungan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di RSUD Kota Depok, Selasa 15 September 2020.
Sementara untuk RSUD depok, kata Idris, seluruh ruang ICU telah terisi dan 57 tempat tidur khusus Covid-19 telah terisi penuh.
Kita sedang menambah 6 ruang ICU di RSUD, jadi total 8, tapi butuh waktu 2 minggu kedepan,” kata Idris.
Baca juga: Tiru Kota Bogor, Wali Kota Kagumi Jam Malam
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA