Santi bercerita, para pasien Covid-19 yang tengah menunggu ruangan itu diberikan nasi kotak untuk makan malam serta minuman. Malam itu lauknya ayam goreng, tempe goreng, ati ayam, sedikit sayur, dan puding.
Saat itu Santi merasakan demamnya mulai berkurang, tapi sering kecapekan. Nafasnya berat. Sementara suaminya merasa dadanya perih sehingga diberi bantuan oksigen supaya tidak sesak.
Malam semakin larut, nama Santi dan suami belum juga dipanggil oleh petugas administrasi. Mereka makin was-was, apalagi sebelumnya banyak tersiar kabar soal penuhnya antrean pasien menunggu kepastian mendapat perawatan di Wisma Atlet itu.
Sejumlah tenaga kesehatan berjalan di selasar Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa 15 Juni 2021. Menurut Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI Tugas Ratmono, pihaknya menambah jumlah kapasitas tempat tidur menjadi 7.394 dari 5.994 akibat tingginya penularan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Yang menyebalkan, kata Santi, di tengah antrean itu, ada saja pasien yang tak sabaran dengan memotong antrean. Walhasil, ada pasien yang datang ke Wisma Atlet dari siang dan sampai malam hari belum juga dipanggil. Ada juga yang belum lama menunggu, tapi langsung dipanggil oleh petugas dan mendapat kamar perawatan.
Santi yang tiba di Wisma Atlet pukul 18.30, akhirnya baru mendapat kepastian dan memasuki kamar pukul 23.00 setelah diperiksa tim dokter. "Kayaknya para pasien hanya bisa bertanya-tanya sambil gerundel, kehabisan tenaga juga untuk marah-marah ke petugas administrasi," tuturnya.