TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa kasus pembakaran bengkel di Tangerang dokter Mery Anastasia kini tengah menjalani persidangan. Selama persidangan yang berlangsung secara virtual, Mery diketahui tengah hamil.
Perempuan 30 tahun itu mengisahkan bagaimana kehidupannya sehari-hari di dalam rumah tahanan. "Beruntung saya diijinkan olahraga. Paling saya berjemur dan jalan kaki di halaman. Atau saya di ruangan melakukan yoga agar badan rileks dan segar," ujar dia dalam wawancara eksklusif dengan Tempo.
Mery menjadi terdakwa kasus kebakaran bengkel yang menewaskan kekasihnya Leonardi Syahputra, 35 tahun, dan kedua orangtua sang pacar, Edy Syahputra dan Lylis Tasim.
Pada wawancara bagian kedua ini, Mery mengungkap soal kebakaran yang menewaskan tiga orang tersebut versi dirinya:
Sebelum peristiwa kebakaran itu terjadi, kegiatan apa yang Anda kerjakan dengan Leonardi?
Pada hari Jumat (6 Agustus 2021), pagi-pagi Leokong (sebutan sayang kepada Leonardi Syahputra) menjemput saya. Dia kemungkinan naik grab car dari rumahnya di Tangerang. Kami bertemu di pinggir jalan. Saya dari rumah mengemudi Expander, dan seterusnya kendaraan yang nyetir Leon menuju tempat kerja di Rumah Sakit swasta di Jakarta Selatan.
Selepas dinas, ke mana Anda dan Leonardi pergi?
Saya berdinas di RS di Jaksel itu dari pukul 08.00 hingga pukul 13.00 WIB. Selang tiga puluh menit kemudian pada pukul 13.30 saya dan Leokong meninggalkan rumah sakit menuju ke arah Tangerang. Selama saya bertugas, pacar saya ya menunggu di parkir. Apakah dia keluar dulu dan kembali lagi ke parkiran saya tidak tahu.
Jadi Jumat siang itu Anda dan Leonardi menuju Tangerang, apakah selama perjalanan berkendara ada percakapan penting yang dibahas?
Ya, saya dan pacar membahas rencana pernikahan. Kami sedianya menikah pada tahun ini, 2022. Berbagai persiapan sudah kami pikirkan termasuk akan membeli rumah dan membuka usaha. Tapi ada sedikit ketidaksamaan pendapat.
Apa yang menjadi pemicu ketidaksamaan pendapat itu, apakah karena restu orangtua?
Kalau restu masing-masing keluarga sudah saling mengenal. Mamanya pernah buatkan selai roti. Kami pernah jalan bareng mencari rumah. Waktu sakit nenek dan adik-adik saya ikut mengurus, meresepkan obat.