TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kampung Nelayan Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara, mengalami krisis air karena tak kunjung bisa mengakses air bersih hingga saat ini. Seorang nelayan Marunda Kepu, Tiharom menyinggung soal visi Gubernur Anies Baswedan atas kelangkaan air di wilayahnya.
Menurut Tiharom, tidak ada pemasangan pipa air bersih oleh pemerintah DKI Jakarta di kawasan Jakarta Utara itu.
"Krisis air di Marunda saat ini yang sudah empat bulan lamanya tidak ada penanganan yang serius dari pihak Aetra dan PAM Jaya," kata dia dalam pesan teksnya, Senin, 29 Agustus 2022.
Krisis air bersih di kawasan pesisir Marunda Kepu terjadi sejak 14 April 2022. Menurut Tiharom, sebanyak 400 kepala keluarga (KK) yang tinggal di dua RT menjadi korbannya. Mereka adalah warga di RT 008 dan 009 serta RW 007 Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing.
Warga antre untuk mengambil air bersih di Marunda Kepu, Jakarta Utara, Senin, 16 Mei 2022. Hingga kini, 400 kepala keluarga dari RT 008 dan RT 009 kampung pesisir Marunda Kepu belum bisa mendapatkan air bersih. TEMPO/ Faisal Ramadhan
Komite Air Bersih untuk Marunda Kepu (KAUM) telah melayangkan surat kepada Direktur PAM Jaya, Presiden Direktur PT Aetra Air Jakarta, dan Ketua Koperasi Karyawan Aetra Timur Jakarta (ATJ).
Dalam surat itu disebutkan bahwa pelayanan air bersih dari PAM Jaya atau Aetra ataupun Koperasi Karyawan ATJ kepada warga Marunda Kepu sangat buruk, tidak profesional, dan mengecewakan.
"Ditambah lagi dengan respons atas keluhan warga yang sangat lamban dan tidak terukur dari pihak perusahaan," demikian bunyi surat itu.
Pengelola disebut telah melakukan upaya perbaikan pada 23 Mei 2022, tapi tidak memberikan hasil apapun. Menurut surat KAUM, PT Aetra dan PAM Jaya juga sudah menyalurkan air bersih dengan menyediakan empat tangki.
Namun, volume air tersebut tidak cukup untuk warga Marunda Kepu yang memerlukan 6-7 tangki per hari. Krisis air dan minimnya penyaluran dikhawatirkan bakal memicu pertengkaran warga lantaran berebut air.
"Situasi ini tentu jauh dari gagasan Gubernur DKI Jakarta yang memiliki visi Maju Kotanya, Bahagia Warganya."
Presiden KSPI Sebut Anies Gagal Sediakan Air Bersih
Pada Mei lalu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyentil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal air bersih dalam peringatan hari buruh, May Day Fiesta. Menurut dia, Anies gagal menyediakan air bersih yang terjangkau untuk warga Jakarta Utara.
"Gubernur Jakarta belum berhasil. Harga air bersih 1 liter lebih mahal dari harga minyak," kata dia saat konferensi pers di GBK Jakarta, Sabtu, 14 Mei 2022.
Pengadaan air bersih menjadi salah satu program kerja Anies Baswedan saat kampanye pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada DKI 2017). "Saat ini Jakarta, suatu masalah terbesar yang dampak luar biasa adalah air bersih," kata Anies saat mengunjungi Kampung Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin, 7 November 2016.
Saat kampanye itu, Anies berencana menaikkan aliran pipanisasi air bersih ke rumah-rumah sebanyak dua kali lipat dalam jangka waktu lima tahun. Pemasangan pipa juga akan dilakukan di sejumlah kampung yang kesulitan memiliki air bersih. Dia juga berencana mensubsidi hingga 80 persen kepada masyarakat yang memiliki rumah dengan luas di bawah 70 meter persegi.
Cerita Nelayan Soal Krisis Air di Marunda Kepu
Krisis air bersih di Marunda Kepu, menurut nelayan bernama Ajid, telah terjadi sejak 24 April 2022. "Ini terjadi sejak tanggal 24 bulan lalu, sebelum lebaran. Sebelumnya enggak pernah, ya paling mati air 2 hari, 3 hari, lalu mengalir lagi. Sekarang sampai hampir 1 bulan," ucap dia saat ditemui di kampung itu, Ahad, 15 Mei 2022.
Warga Marunda Kepu juga telah menanyakan persoalan krisis air air karena aliran PAM mati ini kepada perusahaan yang memasok, namun tidak kunjung mendapatkan jawaban yang jelas. Malah, dia berujar, perusahaan menyatakan, kalau warga selalu protes lebih baik pasokannya diputus saja. "Kan bahasa begitu salah, menurut saya, dia kan mencari keuntungan, kami kan konsumen, harusnya dihormati dong kami," ucap Ajid.
Baca juga: Cerita Pilu Nelayan Jakarta Krisis Air, Sulit Dapatkan Air Bersih karena PAM Mati