TEMPO.CO, Jakarta - Inspektur Jenderal Teddy Minahasa Putra merasa tidak bersalah dalam perkara penjualan sabu barang bukti Polres Bukittinggi. Dia tetap menyangkal meski para tersangka lain menyebut jenderal bintang dua itu terlibat penjualan dan peredaran 5 kilogram sabu tersebut.
"Sama sekali tidak," ujar Teddy kepada Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis, 16 Maret 2023.
Hakim Ketua Jon Sarman Saragih bertanya kepada Teddy, apakah ada perasaan bersalah atau tidak. Kemudian hakim itu juga bertanya kembali apakah ada rasa penyesalan yang dimiliki Teddy.
Satu-satunya penyesalan yang dirasakan perwira tinggi Polri itu adalah memperkenalkan Linda Pujiastuti alias Anita Cepu kepada eks Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara. Teddy menyimpan nomor Linda dengan nama Anita Cepu, dengan alasan dia mengenal perempuan itu sejak masih bekerja di Hotel Classic dengan nama Anita.
"Saya menyesal karena satu hal, mengapa saya mengenalkan Linda Pujiastuti kepada saudara Dody. Itu saja yang menjadi dampak semua ini," kata Teddy.
Dari dakwaan Dody Prawiranegara, disebutkan Teddy memberikan kontak WhatsApp perempuan itu dengan nama Anita Cepu kepada Dody Prawiranegara. Tujuannya diduga agar Dody saling berkomunikasi dengan Linda untuk penjualan lima kilogram sabu.
Narkotika itu merupakan barang bukti sabu yang ditukar dengan lima kilogram tawas. Sabtu itu diambil dari 41,4 kilogram sabu hasil sitaan Polres Bukittinggi pada Mei 2022.
Penukaran dilakukan oleh asisten Dody bernama Syamsul Ma'arif alias Arif. Dia melakukan itu atas perintah Dody, sedangkan Dody mendapat perintah dari Teddy Minahasa.
Ketika sabu berada di Jakarta, Arif memainkan peran sebagai figur Dody selama berkomunikasi dengan Anita Cepu. Sedangkan Dody yang asli mengontrol dan berkomunikasi dengan Teddy.
Jenderal bintang dua itu beralasan sabu tersebut untuk penjebakan Linda. Dia merasa marah karena sebelumnya pernah dibohongi soal informasi penyelundupan dua ton sabu dari Myanmar pada 2019.
Teddy merasa dipermalukan di depan anak buahnya. Apalagi upaya penyergapan itu pun penuh dengan tantangan cuaca ekstrem. "Kita terlunta-lunta, kapal hampir terbakar, kena ombak tujuh meter, sibuk di buritan buang air, hampir mati kita," tuturnya.
Tetapi Linda Pujiastuti mengaku sabu itu diberikan Teddy Minahasa agar dijual. Sebagian uang hasil penjualan sabu itu diambil perempuan itu untuk ongkos ke Brunei Darussalam dalam rangka menjual keris milik Teddy kepada Sultan Brunei Darussalam.
Pilihan Editor: Teddy Minahasa Menyesal Kenalkan Anita Cepu ke Dody Prawiranegara