TEMPO.CO, Jakarta - Eks warga Kampung Bayam menegaskan bawah kepindahan mereka ke Rumah Susun Nagrak hanya sementara. Karena bagi mereka, tempat tinggal pengganti kampung mereka adalah Kampung Susun Bayam.
Warga Kampung Bayam pun mengajukan sejumlah syarat atas kesediaan mereka pindah ke Rusun Nagrak yang ada di Cilincing, Jakarta Utara.
"Kita pindah ke Nagrak itu sifatnya bukan permanen. (Hanya) sementara. Kami menunggu proses di sini," ucap Asep, 55 tahun salah satu warga Kampung Bayam, Senin, 25 September 2023.
Saat ini mereka masih memproses kelengkapan data untuk pindah ke Rusun Nagrak. Mereka juga sedang negosiasi dengan Lurah Papanggo Tomi Haryono soal syarat-syarat yang mereka ajukan.
"Semalem sudah kita bicara sama lurah, Pak Lurah itu baru minta data-data anak sekolah saja. Realisasi dari pengajuan kita ini bisa terpenuhi atau tidaknya kita tidak tahu," ujar Asep.
"Pak Lurah ada itikad-itikad baik untuk kita merumuskan masalah surat itu. Artinya biar sama-sama terakomodir," kata Asep. Senin kemarin, terjadwal agenda bagi warga untuk memberikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) kepada Kelurahan Papanggo.
Warga Kampung Bayam mengajukan syarat berupa transportasi untuk anak sekolah dan juga persetujuan kalau penempatan mereka di Nagrak hanya untuk sementara. Warga khawatir kehilangan hak huni atas rusun tersebut jika perpindahan ke Nagrak tidak sementara.
Rumah susun atau Kampung Susun Bayam yang sebenarnya mereka ingin tempati berada di lingkungan Jakarta International Stadium (JIS) dan telah diresmikan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan pada 12 Oktober 2022 lalu.
"Kata Pak Lurah belum bisa (ditempati), padahal kan sudah peresmian segala harusnya sudah layak (huni), ya," ujar Iroh warga berusia 51 tahun.
Dari pantauan Tempo, kondisi bangunan rusun sebenarnya memang sudah terlihat dapat digunakan, tapi menurut keterangan satpam yang berjaga, rusun tersebut masih dalam proses penyelesaian.
Di area Kampung Susun Bayam hanya terlihat seorang wanita yang sedang berkebun, seorang kuli bangunan, seekor kucing, dan beberapa motor. Dari tampak luarnya, sudah terlihat sangat rapi dan hanya tersisa sampah-sampah di beberapa titik sekitar rusun. Bahkan, sudah tersedia perosotan dan ayunan di area rusun tersebut.
Warga Kampung Bayam terus melakukan perlawanan dan menuntut hak mereka agak bisa menghuni Kampung Susun Bayam. Mulai dari menggeruduk Balai Kota DKI menuntut bertemu Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono, kemudian mengajukan gugatan ke PTUN Jakarta hingga bertahan di depan JIS dengan cara mendirikan tenda.
Saat ditemui, para warga yang bertahan tinggal di tenda sedang berbincang-bincang. Tenda yang menaungi mereka terlihat memprihatinkan untuk ditinggali. Beberapa hari yang lalu, mereka diminta untuk segera membongkar tenda mereka. Namun hingga Senin lalu, tenda tersebut masih berdiri di depan JIS.
Tenda para warga yang berdiri di depan gerbang JIS, terbuat dari terpal, poster, dan bambu seadanya. Tenda juga berhadapan langsung dengan jalan sehingga debu-debu dari kendaraan yang lewat mudah masuk. Belum lagi, trotoar tempat mereka berdiri sedang mengalami perbaikan sehingga jumlah debu menjadi semakin banyak.
Jika ada angin yang berhembus, terpal-terpal yang menjadi atap akan menganga. Di beberapa bagian tenda, ada atap yang dibiarkan terbuka. Barang-barang warga juga masih bertebaran di sekitar tenda. Saat siang, suasana di dalam tenda yang panas terbantu oleh banyaknya angin.
Kampung Susun Bayam diresmikan Gubernur DKI Anies Baswedan pada 12, Oktober 2022. Pemerintah DKI melalui PT Jakarta Propertindo (Jakpro) membangun sebanyak 138 unit hunian di kampung susun tersebut.
"Kami mensyukuri karena niat yang sudah dicanangkan panjang itu hari ini tuntas," kata Anies dalam sambutannya di lokasi, Rabu malam, 12 Oktober 2022.
Sebelumnya, sebanyak 642 kepala keluarga atau 1.612 jiwa di Kampung Bayam tergusur imbas dari proyek Jakarta International Stadium (JIS). Jakpro lantas membangun kembali hunian untuk 705 pekerja JIS yang tinggal di sana.
Pembangunan berlangsung selama 4 bulan 20 hari pada 7 Mei-27 September 2022. Anies menuturkan warga Kampung Bayam memiliki hak yang sama dengan orang lain untuk punya tempat tinggal.
"Warga Kampung Bayam memang mayoritas masih pra-sejahtera, tapi bukan berarti mereka bisa disingkirkan," ujar dia.
Pembangunan rumah susun ini, Anies menuturkan, harus menunggu pengerjaan JIS rampung. Sebab, lahan Kampung Susun Bayam semula dipakai untuk menempatkan alat-alat berat saat pengerjaan stadion bertaraf internasional itu.
ALIFYA SALSABILA NOVANTI
Pilihan Editor: Soal Kampung Bayam, Jaringan Rakyat Miskin Kota: Pemprov DKI Tinggalkan Jalan Dialog