TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa empat orang sekeluarga jatuh dari apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara, mengagetkan pedagang setempat. Orang-orang berlarian meninggalkan kedai saat bunyi gedebuk menggetarkan pintu toko itu.
Zulaeha, pedagang minuman, tiba-tiba berlari dari toilet untuk menuju lokasi. Dia terkejut saat mendengar bunyi benda menumbuk dinding. "Soalnya getaran di pintu besar banget," tutur Zulaeha, Sabtu malam, 9 Maret 2024.
Keluar dari toilet, ia baru tahu. Bunyi dan getaran itu adalah empat orang yang diduga melompat dari anjungan Tower Topaz di Apartemen Teluk Intan, Jalan Inspeksi Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Keempat orang itu seketika meninggal di tempat.
Zulaeha langsung keluar. Namun ia enggan mendekati empat korban yang tergeletak beberapa meter dari pintu kedainya. Para pembeli yang menunggu di kedai itu berhamburan keluar. "Saya enggak keluar, saya takut," tutur Zulaeha, yang baru dua bulan bekerja di kedai ini.
Zulaeha merupakan penjual minuman di kedai Es Teh Indonesia. Bilik kedai ini berada di lantai dasar Tower Topaz, dan di sisi kanan pintu masuk apartemen. "Saya cuma tahu bapaknya sama anaknya," ujar dia, yang mengaku mengetahui empat korban itu sekeluarga.
Perempuan 24 tahun ini bercerita, kabarnya keempat orang itu keluarga. Mereka penghuni apartemen ini. Namun sudah lama mereka tak tinggal di tempat itu karena pindah sekitar dua tahun lalu. Mereka baru kembali setelah lama tak terlihat tinggal di apartemen. "Enggak tahu mereka kunjungi siapa," katanya.
Zulaeha hanya mendengar keempat orang yang meninggal itu dengan tangan terikat. Namun tali di tangan terlepas setelah mereka jatuh dari anjungan apartemen tersebut. "Katanya saling ikat tangan gitu. Jadi lompat bareng," tutur Zulaeha, yang sesekali merinding mengingat peristiwa nahas beberapa jam lalu.
Kepala Kepolisian Sektor Penjaringan, Jakarta Utara, Komisaris Polisi Agus Ady Wijaya, mengatakan keempat korban yakni EA, 50 tahun, AEL (52), JWA, JL (15) adalah keluarga. Suami-istri dan dua anak itu datang menumpang mobil Grand Max berwarna Silver sekitar pukul 16.02 WIB. Mereka masuk lift, dan keluar tepat di lantai 21. Menurut Agus, dari lantai ini, mereka berjalan melewati tangga darurat dan keluar ke anjungan apartemen. Di situ titik mereka diduga melompat untuk bunuh diri.
Agus mengatakan, tepat pukul 16.13 WIB, keempat orang ini ditemukan tergeletak di atas tanah. Mereka dittemukan tak bernyawa. "Korban jatuh secara bersamaan di depan lobi apartemen," ucap dia.
Pilihan Editor: Polisi Telusuri Motif 4 Korban Sekeluarga Bunuh Diri Terjun dari Apartemen
--
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:
Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa. Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS. Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.
Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293