TEMPO.CO, Jakarta - Polres Sukabumi mengungkap motif yang dilakukan dua pelajar salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menganiaya pelajar SMPN 1 Cicurug hingga tewas pada Rabu kemarin.
"Hasil pemeriksaan terhadap kedua tersangka berinisial SM (16) dan BM (15) serta diperkuat sejumlah saksi, motif yang dilakukan terduga pelaku penganiayaan sehingga korban yang berinisial MG (15) tewas karena merasa dendam dan atas rasa solidaritas," kata Kapolres Sukabumi Ajun Komisaris Besar Samian di Sukabumi, Jumat, 30 Agustus 2024.
Menurut Samian, aksi keji yang dilakukan pelajar tersebut merupakan balas dendam karena sebelumnya ada rekan mereka mengaku ditendang oleh pelajar lain dari SMPN 1 Cicurug. Hal ini membuat SM dan BM bersama sejumlah rekannya janjian untuk melakukan aksi balas dendam secara acak kepada pelajar SMPN 1 Cicurug.
Kebetulan saat kejadian, korban bersama lima rekannya yang pulang sekolah dengan berjalan kaki menuju rumahnya, berpapasan dengan kelompok tersangka. Karena jumlahnya kelompok pelaku lebih banyak, korban bersama rekannya langsung bercerai berai dan melarikan diri.
Korban yang dikejar kedua tersangka dengan menggunakan sepeda motor kemudian terjatuh tepatnya di Kampung Ciutara, RT 01/01, Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug. Saat hendak bangkit, datanglah SM yang kemudian turun dari sepeda motor sembari menenteng celurit dan membacokkan senjata tajam tersebut ke arah punggung dan pinggang MG sehingga menimbulkan luka parah dan pendarahan hebat.
Saat SM menganiaya korban, BM hanya menunggu di sepeda motor. Setelah melakukan aksi keji tersebut keduanya langsung melarikan diri. Sementara, korban tergeletak di jalan dalam kondisi kritis dan dievakuasi ke sebuah klinik namun karena lukanya parah akhirnya dirujuk ke RS Betha Medicare Cicurug, tapi sayangnya korban meninggal saat sedang dalam perjalanan.
Petugas dari Polsek Cicurug yang menerima laporan yang memburu para pelaku dan kurang dari delapan jam kedua terduga pelaku berhasil ditangkap di wilayah Kecamatan Cicurug.
"Dari hasil autopsi korban di RS Polri Keramat Jati, Jakarta korban mengalami luka sabetan senjata tajam di pinggang kiri dan punggung kiri. Luka yang akibat bacokan itu cukup dalam sehingga menyebabkan pendarahan hebat," tambahnya.
Samian mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama memberikan perlindungan terhadap para pelajar agar kasus serupa tidak terulang kembali.
Khusus kepada awak media, ia pun meminta agar secara rutin memberikan informasi melalui berita terkait pencegahan kekerasan di kalangan pelajar, kenakalan remaja dan lainnya yang tujuannya untuk memberikan edukasi.
Pilihan Editor: KPK Minta Kaesang Tunjukkan Bukti Bayar Jet Pribadi Jika Memang Bukan Gratifikasi