TEMPO.CO, Jakarta - Seorang eks karyawan Brandoville Studios berinisial CS melaporkan bekas atasannya, Kwan Cherry Lai, ke Polda Metro Jaya. Dalam dokumen laporan yang dibuat pada 5 September, CS melaporkan Cherry Lai atas ancaman pembunuhan dengan kalimat, “Kalau saya tidak dapat apa yang saya inginkan, kamu mati”.
Selain itu, CS bercerita jika Cherry Lai kerap melakukan kekerasan, mengeksploitas, dan menganiaya pegawainya. Selama lima tahun bekerja di Brandoville Studios, CS mengaku mengalami trauma. “Dianiaya sejak saya bekerja,” ucap dia pada Tempo, Sabtu, 14 September 2024.
Menurut CS, Cherry Lai saat pertama kali bertemu menampilkan dirinya sebagai sosok yang baik. Belakangan ia merasa dimanipulasi dan dilakukan sewenang-wenang oleh bosnya. "Dia menjambak rambutku dan menyeret saya ke dinding tempat umum di Hotel St. Regis. Dia bahkan menampar saya di depan umum, disaksikan oleh staf hotel,” kata CS.
CS mengaku pernah dipaksa memakan kelopak bunga yang memang tidak bisa dimakan. Di hotel itu pula Cherry Lai disebut menyiramnya dua kali dengan air, mematahkan dua kacamatanya, dan menamparnya. Akibat perbuatan itu, CS mengaku menderita sinusitis akibat benturan kacamata di hidungnya.
"Saya tidak dapat memakai kacamata selama berbulan-bulan, dan mata saya terlalu kering untuk memakai lensa kontak karena kurang tidur,"katanya.
CS telah menceritakan pengalaman tragisnya di media sosial X lewat akun @Bhiser_d790. Dalam cuitannya CS melampirkan bukti-bukti kekerasan dialaminya. Tak hanya kekerasan kekerasan fisik, ia mengaku menerima kekerasan emosional, diskriminasi, rasisme, seksisme, eksploitasi hingga pemerasan.
Bermula Sebagai Staf Pemasaran
Warga Petamburan Jakarta Barat itu mengatakan melamar ke Brandoville Studios pada 2019 sebagai Artis Konsep. Ia bercerita awalnya tidak diterima bekerja karena portofolio nya dianggap tidak memenuhi standar. “Namun, Cherry Lai telah memperhatikan saya sejak awal ketika stafnya memberi tahu dia bahwa saya pintar dan fasih berbahasa Inggris," kata CS.
Setelah itu, Cherry Lai menghubunginya dan memberi kesempatan dengan mengikuti wawancara bersama dia dan suaminya sekaligus CEO Brandoville, Ken Lai. CS menuturkan Ken Lai menawarinya untuk mengisi posisi staf pemasaran. "Saya menerima tawaran itu, tapi saya tetap menekankan ingin menjadi seorang Conspet Artist," ujar dia.
Sejak saat itu CS dipekerjakan sebagai Marketing dan Concept Artist dengan gaji Rp 4 juta. Hampir tidak lulus masa percobaan 6 bulan, CS mengatakan dia kemudian diberikan kesempatan waktu dua pekan untuk membuktikan diri. “Saya menggambar 80 potret dalam dua hari untuk para tamu acara HUT ke-1 Brandoville," kata dia
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi belum merespons konfirmasi Tempo berkaitan dengan laporan CS ke kantornya.
Sementara itu, Tempo berusaha mengkonfirmasi melalui konfirmasi langsung di sosial media resmi Brandoville Studios dan mendatangi bekas kantor mereka di Jalan Sumenep, Nomor 23, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat, 13 September 2024.
Kantor dalam keadaan tertutup, namun tulisan Brandoville Studios masih tertempel pada pagar luar dan bagian atas rumah. Karena tidak ada penjaga, surat permintaan konfirmasi dimasukkan lewat sela pagar.
Jihan Ristiyanti berkontribusi dalam penulisan ini
Pilihan Editor: Polisi Buru Cherry Lai, Selidiki Dugaan Eksploitasi di Brandoville Studios