Nyaris setahun kemudian, tepatnya 11 bulan setelah Tragedi Kanjuruhan, polisi kembali menuai sorotan karena lagi-lagi menggunakan gas air mata untuk membubarkan bentrokan rakyat dengan aparat di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Parahnya, selongsong gas air mata tersebut dilemparkan ke arah lingkaran sekolah dasar di mana terdapat anak-anak di dalamnya.
Kejadian itu terjadi pada Kamis, 7 September 2023. Bentrok di Pulau Rempang disebabkan rencana pengembangan kawasan Rempang Eco City di wilayah tersebut. Ribuan warga terancam digusur dan di relokasi ke Pulau Galang. Mereka menolak wacana tersebut dan menghadang aparat saat hendak memasang patok tapal batas di Pulau Rempang hari itu.
Warga pun melakukan pemblokiran dengan menebang pohon hingga meletakkan blok kontainer di tengah jalan. Warga juga melakukan lemparan batu yang kemudian disambut oleh gas air mata yang ditembakkan oleh aparat. Atas kejadian tersebut enam warga dilaporkan ditangkap. Puluhan masyarakat mengalami luka-luka dan anak-anak sekolah pun dibubarkan paksa akibat gas air mata.
Salah seorang warga, Bobi mengatakan, saat mengevakuasi warga tiba-tiba gas air mata ditembakan ke sekolah. “Kondisi itu membuat anak-anak menangis dan belarian,” kata Bobi. Padahal, kata Bobi, guru-guru SD tersebut sudah meminta agar gas air mata tidak ditembakan ke arah sekolah. “Tetapi gas air mata sudah tiba di atap sekolah,” katanya.
Lucunya, Polri justru menyatakan tembakan gas air mata yang dilepaskan aparat kepolisian saat bentrokan mengarah ke sekolah karena tertiup angin. Bahkan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan juga membantah ada korban luka-luka yang menimpa aparat keamanan maupun warga.
“Yang ada karena tindakan pengamanan oleh aparat kepolisian dengan menyemprotkan gas air mata ketiup angin, sehingga terjadi gangguan penglihatan untuk sementara,” kata Ramadhan di Gedung Bareskrim Polri, pada Jumat, 8 September 2023.
Namun, bantahan Polri bersebrangan dengan temuan Komnas HAM. Dalam investigasinya, Komnas HAM menemukan beberapa selongsong peluru gas air mata di atap dan di dekat pekarangan Sekolah Dasar Negeri 024 Galang. SD tersebut merupakan salah satu lokasi yang terkena dampak tembakan gas air mata saat bentrokan antara aparat dan masyarakat di kawasan Jembatan IV Barelang.
“Itu (temuan selongsong peluru gas air mata) akan kami lakukan penyelidikan sendiri,” kata Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM, Putu Elvina saat ditanya awak media soal temuan selongsong peluru tersebut, Sabtu, 16 September 2023.
Selanjutnya: Lontarkan Gas Air Mata Saat Demo Lawal Putusan MK