TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Cenderawasih XVII Letkol Inf Candra Kurniawan mempertanyakaan klaim aksi kemanusiaan dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Faksi bersenjata organisasi pro kemerdekaan Papua itu sebelumnya mengklaim melakukan tindakan kemanusiaan dengan mengajukan proposal pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, yang mereka tahan sejak Februari 2023 lalu.
Menurut Candra, klaim aksi kemanusiaan itu tidak sesuai digunakan TPNPB-OPM. Sebab, mereka merupakan pihak yang sedari awal menyandera Philip. “Yang menahan atau menyandera pilot awalnya dari OPM, namun kini OPM akan membebaskan pilot dengan alasan kemanusiaan, sehingga antara tindakan dan pernyataan tidak sinkron,” kata Candra melalui keterangan tertulis pada Rabu, 18 September 2024.
Candra mengklaim aparat keamanan Indonesia juga telah mengedepankan dialog dan misi kemanusiaan sejak awal. Dia meminta TPNPB-OPM untuk tidak menggunakan pembebasan Philip sebagai ajang mencari simpati.
“Pada dasarnya misi kemanusiaan dari aparat keamanan untuk melindungi dan menyelamatkan pilot dan masyarakat, sehingga gerombolan OPM tidak perlu melebar kemana-mana jika benar-benar akan membebaskan pilot Susi Air," ucap Candra.
Meski begitu, Candra menyatakan bersyukur jika kabar pembebasan Philip memang benar. “Tentunya bersyukur karena keselamatan pilot sebagai prioritas dan terhindar dari korban jiwa, baik pilot itu sendiri maupun masyarakat,” ujar dia.
Sebelumnya, TPNPB-OPM telah mengumumkan proposal pembebasan pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens. Philip disandera oleh OPM pimpinan Egianus Kogoya sejak Februari 2023.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom proposal pembebasan ini didasarkan atas aksi kemanusiaan kelompoknya tanpa ada permintaan dari pemerintah Indonesia. Karena itu, ujarnya, kelompoknya juga meminta kepada aparat keamanan Indonesia untuk ikut menjaga keamanan dalam proses pembebasan pilot Susi Air ini.
Untuk membebaskan Philip, kata Sebby, pihaknya telah meminta kepada pemerintah Indonesia dan Papua Nugini agar membantu perizinan pesawat yang akan membawa sandera tersebut. "Karena ini adalah sepenuhnya misi kemanusiaan yang harus didukung oleh semua pihak. Kami berjiwa besar dan bersedia bebaskan pilot demi kemanusiaan," ucapnya.
Meski proposal pembebasan sudah diumumkan, ia mengatakan bahwa kelompoknya belum menentukan tanggal pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Dia mengungkapkan kelompoknya masih menunggu persetujuan dari pemerintah Indonesia terhadap proposal pembebasan yang mereka buat.
Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: TNI Bantah Serang Markas TPNPB-OPM yang Ditempati Pilot Susi Air