TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Fatia Maulidiyanti menyebut Presiden Joko Widodo lebih kejam dari Raja Fir’aun. Ungkapan itu ia sampaikan dalam diskusi seri Adili Jokowi, Marah-Marah ke Private Jet dan Fufufafa di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu, 12 September 2024.
Fatia mengungkapkan di rezim pemerintahan Jokowi, masyarakat Indonesia selalu dihantui dengan rasa takut. Ketakutan itu nyata, seperti apa yang dialami Fatia beberapa waktu lalu. Ia dikriminalisasi atas tuduhan mencemarkan nama baik Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan.
Fatia amat menyayangkan karakter Jokowi di ujung pemerintahannya justru bertolak belakang dengan apa yang dulu ditunjukkan di awal menjadi presiden.
“Padahal dulu 2014, dia digadang-gadang bakal membawa banyak sekali perubahan. Karena dia berasal dari sipil, dia adalah orang yang sangat humble, tetapi ternyata dia, orang yang humble, kecil, kurus dan sangat jawa ini, ternyata adalah fir’aun baru. Bahkan, dia lebih jahat dari Fir’aun,” kata Fatia.
Aktivis HAM itu menyebut di era sekarang, kebebasan rakyat untuk berekspresi diberangus. Hal itu ditunjukkan dengan data yang dirilis oleh Freedom Hous bahwa indeks demokrasi di Indonesia turun dari 62 poin menjadi 53 poin pada 2019-2023.
Melihat kondisi itu, Fatia mengajak masyarakat untuk menyadari bahwa indeks demokrasi menurun serta partisipasi masyarakat untuk turut berpendapat menurun akibat pelemahan secara sistematis dari rezim.
“Kita susah mencari duit, kita susah berdesak-desakan di KRL, kita harus berpeluh untuk bekerja, besok pulang lagi, tua di jalan dan sebagainya. Tetapi kita sadari, sebetulnya situasi seperti disebabkan memang sistematisnya cara pemerintahan hari ini pada akhirnya membuat kita menjadi robot,” ungkap Fatia.
Pilihan Editor: Kisah Tragis Nia Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Jasadnya Ditemukan Terkubur Tanpa Busana