TEMPO.CO, Jakarta - Penipuan online semakin marak terjadi. Hal ini bisa menimbulkan kerugian bahkan sampai jumlah yang besar.
Kenali langkah berikut untuk menghindari penipuan online dikutip dari CNA:
1. Periksa ejaan
Biasanya penipu akan menggunakan modus diskon atau lowongan pekerjaan melalui iklan. Kesalahan ejaan dan tata bahasa telah lama menjadi tanda-tanda penipuan potensial, tetapi ini mungkin tidak lagi menjadi masalah dengan munculnya alat kecerdasan buatan seperti ChatGPT. Direktur firma konsultan Frost & Sullivan dan kepala praktik keamanan siber Asia-Pasifik, Kenny Yeo menyebut hal ini dapat diatasi dengan dosis skeptisme yang sehat.
Perhatikan pula sumber iklan tersebut, misalnya apakah perusahaan tersebut merupakan entitas yang memiliki reputasi baik dan dikenal atau apakah URL-nya tidak dikenal. Mereka yang meminta informasi pribadi di muka juga harus diberi tanda bahaya. Pertimbangkan juga urgensi sebuah iklan, karena trik umum yang dilakukan penipu adalah menekan korban agar mengambil keputusan cepat.
2. Identifikasi panggilan telepon penipuan
AI juga telah digunakan oleh penipu untuk meniru suara, membuat penipuan telepon menjadi lebih realistis. Namun, orang-orang tetap dapat mewaspadai taktik psikologis yang umum digunakan oleh para penipu, seperti menciptakan rasa bahaya dan urgensi untuk mengambil tindakan. Tanda bahaya lainnya adalah ketika pihak lain terus-menerus mengelak dari pertanyaan Anda.
Jika Anda menduga orang di ujung telepon menggunakan deepfake suara, beri tahu mereka bahwa Anda akan menelepon mereka kembali, atau tutup saja teleponnya. Lalu, hubungi nomor telepon asli anggota keluarga atau teman Anda untuk memverifikasi apakah orang yang menelepon Anda benar-benar mereka. Setelah itu laporkan dan blokir nomor tersebut.
3. Kenali tautan phising
Sebagai aturan praktis, hindari mengeklik tautan yang dibagikan melalui platform pengiriman pesan. Jika Anda harus mengeklik tautan, periksa apakah URL tersebut dipersingkat atau terdapat kesalahan ejaan. Situs web yang diautentikasi memiliki sertifikat Secure Sockets Layer (SSL), yang berarti URL akan dimulai dengan “https” dan bukan “http”.
Tanda-tanda umum penipuan online lainnya termasuk alamat email yang mencurigakan atau tidak biasa dan permintaan data pribadi dalam pesan yang tidak diminta, terutama dari lembaga resmi. Lembaga keuangan dan pemerintah yang sah biasanya tidak meminta informasi pribadi melalui email atau pesan.
CNA
Pilihan editor: