TEMPO.CO, Jakarta: Polisi berencana memanggil koordinator suporter Persija Jakarta dan Persib Bandung untuk diperiksa terkait dengan tewasnya tiga penonton sepakbola di Stadion Bung Karno. Surat panggilan itu rencananya dilayangkan hari ini.
Menurut juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, polisi belum menyimpulkan latar belakang pengeroyokan terhadap par korban. “Jadi jangan disimpukan dulu ini akibat kerusuhan antarsuporter,” katanya, Senin 28 Mei 2012. “Sebab para korban ditemukan agak jauh dari stadion. Jadi belum tentu perselisihan terjadi karena pertandingan."
Berdasarkan data kepolisian, perselisihan terjadi sekitar pukul 17.15 menjelang pertandingan Persija vs Persib. Korban bernama Lazuardi ditemukan tergeletak dekat kolam renang Parkir Timur Senayan. "Saat ditemukan, ia telah meninggal dunia dan tidak ada satu orang pun yang berada di lokasi kejadian," kata Rikwanto.
Sekitar pukul 20.45, polisi menemukan tiga orang yang terkapar di Hall Basket. Mereka kemudian juga dibawa ke RSCM. Dari tiga orang itu, hanya satu yang diketahui identitasnya, yaitu Rinaldi, 28 tahun. Namun alamatnya belum diketahui. Hingga kini ia masih dirawat karena menderita luka.
Dua korban lainnya karena tidak diketahui identitasnya diberi nama Mr X 1 dan Mr X 2 oleh polisi. MR X 1 diperkirakan berusia 35 tahun dengan tinggi badan 165 sentimeter. Ia menderita luka di kepala, memar di mata, dada, lutut, pergelangan kaki kiri, dan pinggang. Korban tersebut meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
Sedangkan Mr X 2 diperkirakan sekitar 33 tahun, tinggi badan 165 sentimeter, juga mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya. Ia meninggal dunia ketika sedang dalam perawatan.
Perselisihan juga terjadi di Pintu VII Stadion GBK saat sejumlah orang saling melemparkan petasan. Empat orang terluka akibat kejadian tersebut. Mereka adalah Sandi Patria, 39 tahun, Jaki Mubarok, 20 tahun, Sawaluddin, 22 tahun, dan Hendrik, 25 tahun. Keempatnya dibawa ke Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Jakarta Pusat. Kondisi Sandi, yang merupakan wartawan asal Manado, siang ini dikabarkan kritis.
SATWIKA MOVEMENTI