TEMPO.CO, Jakarta - Ada cerita manis namun miris tentang kenangan terakhir almarhum Aiptu Dwiyatna dan putra bungsunya, Krisna, 11 tahun. Krisna mengatakan bahwa dirinya sempat diberikan THR oleh sang ayah pada saat sahur.
"Tadi pas sahur, ayah tanya saya mau THR berapa, terus saya bilang terserah, pas tidur tiba-tiba saya dibangunin dan dikasih Rp 50 ribu," ujar Krisna di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. (Baca juga: Putra Aiptu Dwiyatna: Ayah Adalah Sosok Panutan)
Penembakan terjadi pukul 04.30 di depan Rumah Sakit Sari Asih, Ciputat. Aiptu Dwiyatna tertembak pada kepala bagian belakang dan langsung dilarikan ke RS Sari Asih, Ciputat. Namun, pada pukul 05.30, ia dikabarkan telah meninggal.
Menurut seorang saksi yang sedang minum kopi dan merokok di depan RS Sari Asih, Ciputat, terdengar suara letusan senjata api satu kali, dan tidak lama korban jatuh. Kemudian korban dilarikan ke UGD RS Sari Asih, Ciputat, untuk mendapatkan pertolongan.
Saat ini jenazah sudah bertolak dari Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, menuju rumah duka di Pamulang. Seorang anggota keluarga mengatakan bahwa korban akan dimakamkan di TPU Pamulang. (Baca: Kapolri Bentuk Tim Khusus Buru Penembak Polisi)
TIKA PRIMANDARI
Berita Lainnya:
Bang Ucu Belum Mau Bertemu Jokowi
Ahok: Kelas Melarat dan Konglomerat Punya Oknum
Ahok III: Lebih Baik Didik Rakyat Taat Konstitusi
Gereja di Tebet Dilempar Molotov
Ahok II: Jakarta Bukan Sulap Lampu Aladin
Ini Tiga Napi Cipinang yang Diduga Buat Narkoba