TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki area Jakarta International School (JIS) di Cilandak, Jakarta Selatan, tak ubahnya masuk ke kedutaan besar berpengamanan tinggi. Tak kurang dari lima satpam menjaga pagar depan dan memeriksa satu per satu kendaraan yang akan masuk. Pejalan kaki juga harus melalui pos satpam dan pintu besi, ditambah meninggalkan KTP. Jangan harap Anda bisa masuk jika tak memiliki kepentingan yang jelas serta kontak dengan staf JIS. (Baca: Wawancara Khusus JIS Soal Guru dan Buron Pedofil)
Namun belakangan, JIS menjadi sorotan akibat adanya kasus kekerasan seksual yang dialami siswa TK-nya. Polisi telah menetapkan dua tersangka yang bekerja sebagai tenaga kebersihan di JIS. Pada pekan-pekan awal kasus ini terungkap, pihak sekolah sulit dimintai konfirmasi hingga muncul anggapan JIS ingin menutupi kasus ini. (Baca: Rekonstruksi Pelecehan di JIS Digelar Tertutup)
Baca Juga:
Kepala JIS, Timothy Carr, akhirnya buka suara. Dalam wawancara khusus dengan wartawan Tempo, yakni Anggrita Desyani dan Praga Utama, Jumat, 25 April 2014, Carr mengungkapkan mengapa selama dua pekan sekolah itu bungkam dan menutup rapat seluruh informasi terkait dengan kasus pelecehan itu. Berikut ini petikannya:
Kenapa selama ini JIS tertutup pada publik?
Pada saat kasus ini diketahui orang banyak, fokus kami adalah menyampaikan informasi kepada siswa dan orang tua. Kami mengutamakan komunikasi internal sebelum berbicara dengan media. Semua orang amat terkejut karena secara emosional ini amat berat.
Dukungan apa yang JIS berikan terhadap korban dan orang tuanya?
Sekolah sejak awal sudah menawarkan bantuan kepada keluarga dan bekerja sama dengan kepolisian. Bahkan ada penyidik privat bernama David yang kami minta membantu menyediakan infomasi untuk polisi. Dia mewakili sekolah dalam kasus ini.
Apa komentar Anda tentang surat edaran yang berisi larangan orang tua siswa bicara ke media massa dan penggunaan istilah penyerangan, bukan kekerasan seksual?
Itu sama sekali tidak benar. Kami memang membuat itu (surat edaran), tapi isinya hanya penjelasan perubahan sistem keamanan. (Baca: JIS Buat Surat Edaran, Begini Isinya)
Bagaimana dengan tuduhan sekolah mengubah tempat kejadian perkara tanpa izin polisi?
Itu juga tidak benar. Kami sudah berkoordinasi dengan polisi untuk meningkatkan keamanan di toilet itu. Tapi kami sama sekali tidak mengubah arsitekturnya.
Setelah kasus ini, apakah ada orang tua yang memindahkan anaknya dari sini?
Setahu saya, belum ada orang tua yang ingin memindahkan anaknya. Ini adalah masa-masa yang sangat sulit dan banyak orang tua yang khawatir dengan kelangsungan sekolah. Yang jelas, kami fokus melindungi siswa dan guru-guru kami agar bisa tetap fokus belajar.
ANGGRITA DESYANI | PRAGA UTAMA
Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler:
Ahok: Kita Beragama tapi Tak Bertuhan
Ini Keistimewaan Jam Tangan Jenderal Moeldoko
Pengamat: Prabowo Terancam Gagal Jadi Capres