TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta William P. Sabandar mengatakan pembangunan Stasiun MRT Haji Nawi akan dipercepat. Sehingga pengerjaan stasiun melayang selebar 22 meter ini diperkirakan rampung dalam enam bulan, terhitung 4 Februari hingga 11 Agustus 2017.
"Karena pekerjaan dipercepat, dua lajur kereta akan dikerjakan bersama-sama. Sebelumnya hanya dibangun salah satu lajur," kata Willy di kawasan pembangunan Stasiun Haji Nawi, Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu, 1 Februari 2017.
Baca Juga:
Pada 4 Februari nanti, MRT mulai menggali, memasang tiang pancang, dan fondasi atau pile khusus untuk pembangunan Stasiun Haji Nawi. Menurut Willy, nantinya stasiun tersebut berada di jalur melayang yang terdiri atas dua lantai, yaitu concourse level atau tempat pembelian tiket dan platform level atau tempat turun naik penumpang.
Willy mengatakan pihaknya akan menambah tower crane untuk pemasangan gelagar atau launching girder. Ketika tiang sudah naik, gelagar akan langsung dipasang. Penambahan launching girder dipercepat agar masalah kemacetan berkurang dan proses bisnis tidak terganggu lama.
Kemudian, MRT juga akan menambah tower crane untuk mempermudah pekerjaan dari udara, sehingga semua mobilisasi dilakukan dari atas. "Kami membutuhkan tower crane, karena ruang kerja di darat sangat terbatas," kata Willy.
Baca Juga:
Rencananya stasiun tersebut akan membentuk kolong di sepanjang Jalan Fatmawati sejauh 175 meter. Nantinya, tiang pancang akan dibangun di sisi kiri dan kanan jalan. Dengan demikian, pihak MRT akan mempersempit jalur kendaraan yang berada di bawah stasiun sementara hingga konstruksi pada concourse level selesai dibangun.
"Kami memperkirakan pada Agustus 2017 nanti, jalan-jalan yang dipersempit sudah dibuka kembali. Kendaraan akan dipersilakan melewati kolong stasiun karena concourse level sudah tertutup. Selanjutnya, pengerjaan akan dilakukan dari atas (concourse)," ucap Willy.
LARISSA HUDA