TEMPO.CO, Jakarta - Praktek pelacuran yang dijajakan lewat dunia maya belakangan terkuak setelah tewasnya Deudeuh Alfisahrin. Dia dibunuh teman kencannya di kamar kos di Tebet, Jakarta Selatan.
Kepolisian Daerah Metro Jaya langsung bergerak untuk membongkar praktek tersebut. Terbaru, enam perempuan remaja di bawah umur berhasil diciduk di dua tower apartemen Kalibata City. Operasi itu merupakan hasil pengembangan dari salah satu situs prostitusi.
Dian Andriani, salah satu angels--perempuan pekerja seks di dunia maya--yang bersedia bertemu Tempo mengungkapkan enam perempuan yang diciduk polisi pekan lalu karena tinggal dan praktek di apartemen itu. "Mudah sekali dilacak," kata dia, Kamis, 30 April 2015.
Aksi semacam itu yang dihindari Dian. Perempuan 22 tahun itu lebih memilih berkencan di lokasi yang acak. Artinya, dia tak pernah menjatuhkan pilihan lokasi tetap tiap menerima tamu. Belakangan, Dian enggan untuk berkencan di apartemen Kalibata City yang sudah dilakoninya dua kali sejak terjun ke bisnis prostitusi. "Lebih merasa aman di hotel," kata dia.
Dian juga mengaku bila dia menginduk pada seorang "Emak" yang mengatur jadwal kencan dan tamu-tamunya. Ada sekitar delapan angels yang berada dalam satu koordinasi "Emak". "Tapi kami tak saling kenal dan tak pernah bertemu tatap muka," Dian menjelaskan.
Bahkan, jejaring koordinasi antara tamu dengan "Emak" bisa terputus bila Dian sudah mengenal tamunya. Artinya, tamu berpeluang untuk memakai jalan pintas saat ingin berkencan dengan Dian. Tak perlu lagi menghubungi "Emak" untuk mengatur jadwal dan
mentransfer uang muka kencan. "Langsung hubungi aku saja juga boleh," katanya.
RAYMUNDUS RIKANG