TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Raden Rizki Mulyawan Kertanegara alias Dik Doank mendatangi ratusan korban kebakaran di kawasan Simprug, RT 9 dan 10, RW 8, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Bersama beberapa rekan seniman, ia menghibur penduduk yang kehilangan rumah akibat kebakaran yang terjadi 2 hari sebelum Lebaran.
"Beragama itu harus berbuat sesuatu. Itu lebih baik daripada cuma berkomentar," ujar Dik Doank saat ditemui di lokasi, Sabtu, 16 Juli 2016. "Sebagai seniman, ini yang kami bisa lakukan."
Dik datang dan menggelar panggung dari sisa reruntuhan bangunan dan barang yang habis terbakar. Sepeda bekas, kaleng-kaleng yang terbakar, digantung di atasnya sebagai ornamen, menegaskan kesan bencana hebat pernah terjadi di sana.
Namun ia dan teman-temannya tak datang membicarakan duka. Berbekal gitar, bas, dan piano, mereka datang menghibur anak-anak yang duduk menonton. Dik yang mulai sibuk berdakwah juga ikut menyanyi. Mulai lagu anak-anak hingga lagu bertema percintaan dibawakan, dinyanyikan bersama-sama warga Simprug.
Selain menyanyi, selingan sulap dan game-game kecil mengisi acara. Dik, yang memandu acara, tak jarang mengeluarkan celetukan yang membuat masyarakat tertawa. Tak lupa ia menyelipkan dakwah di sela hiburan.
Pria berumur 47 tahun itu mengatakan motivasi dan hiburan sangat dibutuhkan anak-anak. Kejadian nahas terjadi menjelang hari besar. "Anak-anak korban bencana punya pengalaman luar biasa. Penuh kegetiran," tuturnya. Namun ia yakin selalu ada hikmah di balik sebuah peristiwa. Ia pun yakin bencana bisa menjadi titik balik buat warga Simprug untuk menjadi lebih baik.
Pentas yang dibawakan Dik diselenggarakan menjelang hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang. Seusai acara, sejumlah buku dan alat tulis dibagikan. Anak-anak di sana kehilangan hampir seluruh barangnya setelah api menghanguskan rumah mereka.
Kebakaran di Simprug terjadi pada 4 Juli 2016. Kebakaran itu menghanguskan 200 rumah di dua RT. Api bermula diduga akibat korsleting listrik di lantai dua salah satu rumah di RT 10. Dari data Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan, kerugian akibat bencana ini mencapai Rp 1,7 miliar.
EGI ADYATAMA