TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan tidak ada latar personal di balik rotasi besar pejabat DKI yang sedang berjalan saat ini. Dia memastikan itu dan yakin tidak pula bagi Gubernur Anies Baswedan.
Baca:
Anies Baswedan Copot dan Pensiunkan Wali Kota Lewat Whatsapp?
“Pak Anies dan saya tidak melihat ini secara personal atau emosional,” kata Sandiaga Uno di Balai Kota, Selasa 17 Juli 2018.
Sandiaga Uno menjawab itu ketika ditanya tentang pencopotan Bambang Musyawardana dari jabatannya sebagai Wali Kota Jakarta Timur. Bambang mengaku kalau dirinya tidak pernah diajak komunikasi secara langsung sebelum pencopotan pada 4 Juli 2018 lalu.
Bambang dilantik di era Gubernur Basuki T. Purnama alias Ahok pada 2015 lalu. Tapi, saat dicopot oleh Gubernur Anies Baswedan, Bambang mengatakan, lembar surat keputusan pun tidak diterimanya. Pencopotan dan juga sekaligus keputusan memensiunkannya diterima hanya lewat aplikasi percakapan di telepon genggam, WhatsApp.
Baca:
Dicopot Anies Baswedan, Mantan Wali Kota: Dipanggil Saja Tidak
Sandiaga Uno tak tegas menjelaskan perihal cara pencopotan itu. Dia hanya mengatakan bahwa pencopotan tersebut resmi jika dilakukan sesuai prosedur.
“Zaman now, kalau sesuai ketentuan dan prosedur dijalankan sesuai dengan apa yang sudah digariskan melalui sistem personalia yang ada di DKI, sistem pembangunan Human Capital, secara baku, dilakukan secara ketentuan,” tutur Sandiaga Uno.
Baca:
9 Bulan Pemerintahan Anies Baswedan, PDIP Beri 8 Catatan
Menurut dia, perombakan jabatan di DKI telah diumumkan jauh sebelumnya. Sandiaga Uno menyebut momen kegiatan pegawai DKI saat Tea Walk di Puncak, Bogor, pada Oktober 2017 lalu. Itu, menurutnya, membuat tidak semestinya ada yang terkejut lagi.
“Ini satu hal yang sudah diumumkan jauh-jauh hari bahwa ini awal dari akan adanya rotasi penyegaran, jadi enggak ada yang surprise sih," ucap Sandiaga Uno. Dia menambahkan, “Semuanya kan dipastikan demi Jakarta yang kita harap lebih baik ke depannya."