TEMPO.CO, Jakarta - Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata tak yakin mitranya terlibat rencana demo ojek online besar-besaran saat pembukaan Asian Games 2018. Menurut Ridzki, Grab telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan upah pengemudinya.
Baca: Ojek Online Berunjukrasa Saat Asian Games Dibuka, Tuntutannya?
Ridzki mengklaim upaya tersebut berdampak pada peningkatan pendapatan pengemudi ojek online yang menjadi mitranya.
Karena itu, dia mempertanyakan status pengemudi roda dua berbasis daring alias ojek online yang masih menuntut kenaikan tarif pada demo itu.
"Apakah sebagian kelompok mitra pengemudi yang masih menuntut kenaikan tarif ini benar-benar mewakili mitra pengemudi kami yang sesungguhnya," kata Ridzki dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 19 Juli 2018.
Ribuan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Gerakan Aksi Roda Dua atau Garda akan demonstrasi pada 18 Agustus 2018 alias saat hari pertama perhelatan Asian Games 2018 digelar.
Baca Juga:
Aksi tersebut akan dilangsungkan di dua titik venue Asian Games, yaitu Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, serta Gelora Jaka Baring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan.
Anggota presidium Garda, Danny Stefanus, menyebut aksi itu bertujuan meminta perusahaan aplikator menaikkan tarif jasa ojek online menjadi Rp 3 ribu per kilometer. Selain itu, mendesak pemerintah secepatnya menerbitkan payung hukum ojek online.
Ridzki memaparkan, Grab Indonesia telah menerapkan skema untuk menjaga kesejahteraan pengemudi ojek online. Tak hanya dari aspek tarif, Ridzki melanjutkan, Grab juga telah meningkatkan layanan dan memperbaiki sistem teknologi.
"Sehingga total pendapatan yang diterima mitra juga meningkat," ujar dia.
Menurut Ridzki, perubahan sudah dirasakan mitra pengemudi yang memang aktif mengikuti skema dan program baru Grab. "Apakah tuntutan mereka ini benar-benar untuk memperjuangkan kesejahteraan mitra pengemudi Grab," tanya Ridzki.
Baca: Ojek Online Akan Demo di Asian Games, Siap jika Ditindas Aparat
Garda pertama kali melakukan aksi pada 23 November 2017. Sebanyak lima ribu orang pengemudi ojek online berunjuk rasa di depan Istana Merdeka. Perwakilannya diterima oleh Deputi IV Kantor Staf Presiden Tatang.
Aksi kedua dilakukan pada 27 Maret 2017, saat sekitar 15 ribu pengemudi ojek online berdemo di depan Istana Negara. Beberapa orang perwakilannya diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Terakhir, 35 ribu pengemudi ojek online berdemo di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 23 April 2018. Perwakilan mereka dalam demo tersebut diterima Ketua Komisi V Bidang Perhubungan DPR Fary Djemy Francis. Mereka pun dipersilakan mengikuti rapat dengar pendapat terkait dengan tuntutan demonya.
Meski begitu, para pengemudi ojek online merasa tuntutan tersebut belum diwujudkan hingga saat ini.