Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

E-Jiwa, Cerita Puskesmas Cilandak Jaring 32 Pasien Gangguan Jiwa

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Penyadang gangguan jiwa di PSBL Harapan Sentosa, Jakarta Barat, 6 Januari 2016. Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta meluncurkan program klaster menjadi 3 bagian untuk penyandang gangguan jiwa psikotik ringan, sedang dan berat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Penyadang gangguan jiwa di PSBL Harapan Sentosa, Jakarta Barat, 6 Januari 2016. Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta meluncurkan program klaster menjadi 3 bagian untuk penyandang gangguan jiwa psikotik ringan, sedang dan berat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Puskesmas Kecamatan Cilandak menemukan 32 penderita gangguan jiwa berat dari Juni 2018 hingga medio Juli 2018.

Mereka ditemukan melalui deteksi dini gangguan jiwa dengan inovasi elektronik kejiwaan atau e-Jiwa yang mereka luncurkan sejak 5 Juni 2018 lalu.

"Dari 32 orang yang terjaring menderita gangguan kejiwaan berat ada dua orang yang dirujuk ke rumah sakit jiwa," kata penanggung jawab program jiwa Puskesmas Cilandak, Rathia Ayuningtyas saat dihubungi, Sabtu, 21 Juli 2018.
Baca : Lacak Penderita Gangguan Jiwa, Puskesmas Ciptakan Inovasi

Dia mengatakan sejak diluncurkan hingga 13 Juli lalu, petugas puskesmas telah memeriksa 1.025 orang di Kelurahan Gandaria Selatan, sebagai kawasan percontohan inovasi e-Jiwa.

Namun, tidak semua warga mau diperiksa kejiawaannya oleh petugas. "Ada 35 orang yang tidak mau."

Ia mengatakan sebanyak 20 tim setiap hari mengunjungi rumah-rumah warga untuk melakukan pemeriksaan dini gangguan jiwa. "Setiap hari kami jangkau 50-100 orang untuk diperiksa," ujarnya.

Rathia mengatakan gangguan kejiwaan bisa terlihat dari jawaban orang yang diperiksa oleh petugas. Total ada 29 pertanyaan untuk melihat gangguan kejiwaan warga yang diperiksa.

Warga yang sehat saat menjalani pemeriksaan masuk kategori hijau. Sedangkan, warga yang mengalami gangguan jiwa sedang masuk indikator kuning. "Gangguan jiwa berat indikatornya merah," ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menjelaskan jika warga dengan kategori gangguan jiwa berat bakal dirujuk ke puskesmas untuk diobati. Namun, jika gangguannya sudah parah maka bakal dirujuk ke rumah sakit utama untuk diobati.

"Dua orang yang kami rujuk karena sudah membahayakan. Sebab, satu orang ingin bunuh diri dan yang satunya lagi karena ada gangguan jantungnya."

Puskesmas Cilandak mencatat adanya kenaikan penderita gangguan jiwa mencapai 25 persen dari tahun 2016 ke tahun 2017.
Simak : Menjelang Asian Games, Anies Baswedan Bicara Ternyata Kali Item Masih Bau

Pada tahun 2016 tercatat jumlah pasien penyakit jiwa yang datang mencapai 23.188 orang, dan meningkat pada 2017 menjadi 30.926 orang.

Sedangkan, jumlah pasien dengan kategori berat seperti skizofrenia pun mengalami peningkatan. Pada tahun 2016, jumlah pasien gangguan kejiawaan berat yang ditangani Puskesmas Cilandak mencapai 187 orang.

Lalu penderita gangguan jiwa meningkat pada tahun lalu menjadi 203 orang, dan pada Juli 2018 telah mencapai 227 orang. Menurut Rathia, penderita gangguan jiwa ini seperti fenomena gunung es. "Jumlah tersebut belum termasuk temuan 32 orang melalui e-Jiwa."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

1 hari lalu

Ilustrasi wanita dengan lemari yang berantakan. shutterstock.com
Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.


Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

47 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

Polisi pastikan proses hukum kasus ibu bunuh anak di Bekasi tetap dilanjutkan, meski pelaku terindikasi mengidap penyakit jiwa skizofrenia.


Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

47 hari lalu

12_iptek_ilustrasiSkizofrenia
Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

Skizofrenia memiliki korelasi pada tindakan-tindakan tragis, seperti pembunuhan. Polisi sebut ibu pembunuh anak di Bekasi Utara pun terindikasi itu.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

48 hari lalu

(ki-ka) Pengurus Formas LKSA - PSAA, Jasra Putra bersama pengurus Panti Asuhan Dapur Yatim Baleendah, Devi Susiana dan Komisioner KPAI, Rita Pranawati menjelaskan foto-foto terkait penyergapan panti oleh Densus 88 Anti Teror saat konferensi pers di Kantor KPAI, Jakarta, 19 Januari 2016. TEMPO/Amston Probel
Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan


Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

49 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, di rumahnya, perumahan Burgundy Summarecon Bekasi, Kota Bekasi.


Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Seorang pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) menunjukkan jari yang telah dicelupkan tinta  saat simulasi Pemilu 2024 di Pondok Rehabilitasi Sosial Zamrud Biru, Mustikasari, Bekasi, Jawa Barat, Selasa 13 Februari 2024. Simulasi ini untuk memberikan edukasi kepada pasien ODGJ yang memiliki DPT (Daftar Pemilih Tetap) dan berdasarkan data KPU Kota Bekasi terdapat 1.095 ODGJ yang memilki hak suara pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.


Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Warga binaan duduk saat menggu panggilan untuk memberikan suara pada pemilu 2024 di TPS 021 dan TPS 022 yang berada di lingkungan Panti Bina Laras Sentosa 3, Jakarta Barat, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 250 pemilih berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sekaligus warga binaan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 memberikan suara pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.


Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Seorang pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) Pondok Rehabilitasi Sosial Jamrud Biru menunjukkan surat suara pada Pemilu 2024 di TPS 049 Mustikasari, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 97 pasien ODGJ Jamrud Biru yang memiliki DPT (Daftar Pemilih Tetap) menggunakan hak suara pada Pemilu 2024 di 8 TPS. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.


Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

ilustrasi stres (pixabay.com)
Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?


Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.