TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 16 anggota tim dari National Transportation Safety Board Amerika Serikat (NTSB US) hadir di Posko Darurat Basarnas di JCIT II, Tanjung Priok, Kamis 1 November 2018. Mereka ikut menelisik serpihan dari pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan dari lokasi pesawat itu jatuh di Tanjung Karawang pada Senin lalu.
Baca berita sebelumnya:
KNKT: Satu dari Dua Black Box Lion Air yang Ditemukan
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menyebut keberadaan tim dari KNKT Amerika Serikat itu juga untuk kepentingan investigasi kecelakaan. Kehadiran mereka sesuai ketentuan International Civil Aviation Organization (ICAO) Annex 13.
Perwakilan National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat turut memeriksa serpihan pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan tim Basarnas di Posko Tanjung Priok, Jakarta, Kamis 1 November 2018. TEMPO/Ryan Dwiky Anggriawan
"Nanti semua data dari pabrikan (Boeing) melewati NTSB dan kami bisa meminta data apa pun yang berkaitan dengan penyelidikan pesawat itu,” ujar Soerjanto saat ditemui di Posko Darurat Basarnas di JICT II, Tanjung Priok, Kamis 1 November 2018.
Kehadiran tim asing itu bersamaan dengan temuan satu dari dua black box dari pesawat Lion Air JT 610 di dasar perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Soerjanto menyebut kedua kotak hitam harus bisa ditemukan untuk bisa mengetahui penyebab pesawat jatuh pada Senin 29 Oktober 2018.
Baca juga:
Pesawat Lion Air Altitude Disagree Sebelum Jatuh, Apa Artinya?
Pesawat jenis Boeing 737 Max 8 dengan registrasi PK-LQP itu mengangkut 189 penumpang dan kru. Hingga saat ini, sebanyak 56 kantong berisi bagian tubuh korban telah dievakuasi tim Basarnas untuk diidentifikasi di RS Polri Kramatjati.