TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh pria hidup belang tertangkap dalam Operasi Pekat Jaya yang digelar pemerintah Kota Jakarta Utara dibantu TNI-Polri. Razia itu dilakukan di kawasan Royal, Jalan Gedong Panjang dan Rawa Bebek RW 13 Kelurahan Penjaringan, Senin malam 14 Januari 2019.
Baca: Operasi Pekat Jaya 2018, Polda Metro Musnahkan 8.350 Botol Miras
Dalam operasi tersebut puluhan wanita yang diduga pekerja seks komersial (PSK), dan satu waria turut diciduk aparat. Wali Kota Jakarta Utara Syamsudin Lologau mengatakan lokasi tersebut terindikasi sebagai kawasan yang meresahkan masyarakat dan mengganggu ketertiban umum dengan adanya dugaan praktik prostitusi berkedok cafe minuman keras (miras).
"Tadi kita lihat perempuan masih belasan tahun di sini. Kalau bukan kita (pemerintah) yang menjaga, mereka akan menjadi seperti apa nanti?," kata Syamsudin di Jakarta, Selasa 15 Januari 2019.
Pasca penertiban, puluhan wanita yang diduga PSK itu akan melanjutkan proses pemeriksaan oleh Dinas Sosial DKI Jakarta. Proses tersebut dilakukan guna memilah mana yang benar-benar PSK dan mana yang bukan.
Jika terbukti, maka wanita tersebut akan menjalani serangkaian proses pembinaan di panti sosial. "Senin malam itu juga, kita bawa ke panti sosial," jelasnya.
Dia juga menegaskan, lokasi tersebut akan disegel agar tidak lagi digunakan sebagai kawasan terindikasi penyakit masyarakat. Operasi serupa pun secara berkesinambungan akan menyisir lokasi lainnya di Jakarta Utara jika terindikasi kawasan penyakit masyarakat.
"Kita lagi koordinasi lurah dan camat. Jika ada yang serupa pasti kita tertibkan. Ini tugas pemerintah untuk menertibkan lokasi seperti ini. Harus dibasmi," tegasnya.
Baca: Kata Satpol PP Soal Little Tokyo Sepi Pasca Atlet Jepang Sewa PSK
Dalam Operasi Pekat Jaya itu, aparat menangkap 90 wanita diduga PSK, satu waria, dan tujuh pria hidung belang serta menyita 10 krat minuman beralkohol atau miras. Operasi itu dihadiri Kadis Sosial DKI Jakarta Irmansyah, Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim dan Kasatpol PP Jakarta Utara Ronny Jarpiko, Camat Penjaringan Muhammad Andri dan Lurah Penjaringan Depika Romadi.
