TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Dampak dari pandemi Corona dialami PMI Kota Tangerang Selatan. Sejak pemerintah meminta masyarakat agar tetap di rumah, jumlah orang yang ingin melakukan donor darah menurun.
"Dampaknya terasa dan banyak acara donor darah dari beberapa komunitas dibatalkan," kata kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Tangerang Selatan, Suhara Manulang, Selasa, 31 Maret 2020. Menurut dia, jika pada hari biasa Kantor PMI Kota Tangerang Selatan didatangi sekitar 20 pendonor.
"Biasanya yang datang ke kantor kami untuk donor darah mencapai 20 orang. Saat ini berkurang menjadi 50 persen karena himbauan dari pemerintah seperti sosial distancing dan physical distancing, tetap kami harus ikuti itu," ujar Suhara.
Dengan berkurangnya pendonor baik yang datang ke PMI dan lewat mobil bus, kata Suhara, PMI Tangerang Selatan sudah mengantisipasi kekurangan darah dengan memberikan surat kepada instansi, seperti kecamatan atau kepolisian untuk donor darah.
"Selain itu kami juga berikan edukasi dan pemahaman terhadap tempat dan organisasi yang selama ini kerja sama dalam melakukan donor darah semaksimal mungkin, walaupun tidak jumlahnya tidak banyak," tutur Suhara.
Ia juga mengatakan PMI Tangsel sudah membuat surat ke seluruh rumah sakit yang bekerja sama dengan PMI. "Jadi saat ada permintaan darah kami minta keluarga pasien untuk datang ke kantor PMI sebagai donor pengganti. Kami juga melihat situasinya, apakah donor di tempat atau menggunakan bus mobile," imbuhnya.
Suhara menambahkan kebutuhan darah di PMI Tangerang Selatan sampai Maret ini masih bisa dipenuhi. Sedangkan untuk trombosit justru sangat berkurang sekali pasokannya.
"Selain Covid-19 kami juga harus waspada demam berdarah belum turun. Rata-rata di Tangsel sebanyak 1.800 sampai 2.000 pemakaian kantong darah berdasarkan rumah sakit yang bekerja sama dengan PMI Tangsel," kata Suhara.
MUHAMMAD KURNIANTO