TEMPO.CO, Jakarta - Tren positif perekonomian Jakarta pada tahun 2022 terus berlanjut. Itu bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal II yang tercatat sebesar 5,59 persen, lebih tinggi dari kuartal I sebelumnya sebesar 4,62 persen year on year.
Laju pertumbuhan ekonomi Jakarta sebesar 5,59 persen ini lebih besar dari pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal yang sama, yang mencatat 5,44 persen year on year. "Pemulihan ekonomi Jakarta terus berlanjut pada kuartal kedua tahun 2022," tulis BPS, 5 Agustus 2022.
Menurut BPS terdapat sejumlah faktoryang mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta selalu dalam tren positif, setidaknya dalam empat kuartal terakhir.
Momen puasa dan lebaran mendorong perekonomian
BPS mencatat, peningkatan aktivitas masyarakat pada momen Ramadhan, Idul Fitri, dan Paskah, serta penyelenggaraan berbagai even, baik berskala nasional maupun internasional menjadi pendorong utama bergeraknya perekonomian Jakarta.
Selain itu, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) turut menjadi katalis positif bagi peningkatan permintaan masyarakat, yang berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.
"Pertumbuhan ekonomi di Jakarta sejalan dengan terus meningkatnya mobilitas masyarakat yang didukung dengan adanya program percepatan vaksinasi 'booster'," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta, Onny Widjanarko, Senin, 8 Agustus 2022.
Kebijakan pemerintah yang membolehkan mudik pada libur lebaran Idul Fitri yang lalu turut meningkatkan pertumbuhan terutama dari sisi konsumsi rumah tangga.
Kemudian dari sisi permintaan seperti kinerja ekspor, konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta sepanjang Kuartal II 2022.
Adapun dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan terutama bersumber dari lapangan usaha perdagangan, informasi dan komunikasi serta industri pengolahan.
Onny mengatakan Bank Indonesia akan memperkuat koordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya warga Jakarta.
Kinerja ekspor tumbuh 10,68 persen
Onny menjelaskan, dari sisi permintaan, kinerja ekspor pada triwulan II 2022 tumbuh sebesar 10,68 persen (yoy) dengan andil sebesar 5,60 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta.
"Meningkatnya kinerja ekspor, utamanya didorong oleh meningkatnya ekspor jasa yang tercermin dari peningkatan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara," katanya.
Kinerja konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2022 juga tumbuh positif sebesar 5,27 persen (yoy) dengan andil sebesar 3,12 persen terhadap PDRB DKI Jakarta. Hal itu didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta konsumsi yang tercermin dari peningkatan impor barang konsumsi dan konsumsi listrik rumah tangga.
Selanjutnya, investasi tercatat tumbuh sebesar 5,78 persen (yoy) dengan andil sebesar 2,11 persen (yoy) sejalan dengan akselerasi sektor konstruksi serta peningkatan belanja modal pemerintah dan impor barang modal.
"Namun konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 9,58 persen (yoy) dan menjadi penahan laju pertumbuhan," katanya.
Pertumbuhan sektor lapangan usaha
Dari sisi sektoral atau lapangan usaha, pertumbuhan pada kuartal II 2022 terutama ditopang oleh pertumbuhan pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran. Yaitu sebesar 8,25 persen (yoy) dengan andil sebesar 1,27 persen (yoy) terhadap PDRB DKI Jakarta.
Peningkatan konsumsi rumah tangga banyak didorong oleh pelonggaran kapasitas pusat perbelanjaan, toko ritel dan tempat rekreasi pada PPKM level 1, serta diselenggarakannya beberapa kegiatan seperti Pekan Raya Jakarta.
Selanjutnya, kata dia, lapangan usaha informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 7,14 persen (yoy) dengan andil sebesar 0,94 persen (yoy) serta lapangan usaha industri pengolahan tumbuh sebesar 6,83 persen (yoy) dengan andil 0,78 persen (yoy).
Di samping itu, beberapa sektor lainnya juga masih mencatat pertumbuhan positif seperti lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 15,66 persen (yoy), seiring dengan akselerasi pemberian vaksin booster dan belanja fungsi kesehatan pemerintah yang meningkat.
Lapangan usaha jasa lainnya sebesar 15,12 persen (yoy) seiring dengan peningkatan aktivitas pariwisata dan kegiatan olahraga berskala nasional dan internasional.
Baca juga: BI: Inflasi Juli di Jakarta di Bawah Nasional, Terendah di Seluruh Jawa