TEMPO.CO, Jakarta - Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin mengatakan artefak yang berhasil teridentifikasi usai kebakaran Museum Nasional sudah dievakuasi ke tempat yang aman.
"Ada tempat penyimpanan di dalam, dari objek sudah kita tempatkan di dalam, dan yang tahu (persis) tentunya tim dari ahli," kata Komarudin, Senin, 18 September 2023 di depan gerbang Museum Nasional.
Artefak-artefak yang terdampak kebakaran masih dalam proses penyortiran supaya segara dipisahkan dari runtuhan sehingga dapat diselamatkan.
"Semua barang-barang kami kumpulkan nanti dipilah lagi apakah ini masuk puing atau ini masuk barang bersejarah. Nanti dipilah lagi. Sekarang baru menyortir yang dari dalam ruangan kita keluarkan dulu dari TKP," tuturnya.
Ihwal perkembangan identifikasi benda bersejarah, Komarudin mengatakan tim labolatorium forensik baru memeriksa sebagian ruangan dan akan melanjutkan pemeriksaan di ruangan yang belum tersentuh.
"Walau secara umum tim sudah lihat banyak barang yang masih utuh, tentu itu tugas dari ahli. Jadi, update hari ini labolatorium forensik masih melanjutkan beberapa ruangan yang belum dimasuki," kata dia.
Bukan Karena Kebakaran, Atap Museum Nasional Ambruk Diduga Picu Koleksi Benda Bersejarah Rusak
Pelaksana Tugas Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Kemendikbud, Ahmad Mahendra mengungkap dugaan kerusakaan sejumlah koleksi Museum Nasional bukan karena kebakaran tapi karena atap gedung yang ambruk.
Dugaan itu, menurut Ahmad, ia dasarkan atas kondisi sejumlah kondisi koleksi museum yang tidak terbakar.
“Kalau lihat koleksinya tidak terbakar langsung. Jadi, kerusakannya ambruk atapnya. Moga-moga tidak mempengaruhi (benda) langsung gitu,” kata Ahmad di depan Museum Nasional, Jakarta Pusat, Senin, 18 September 2023.
Pantauan Tempo, selain petugas yang terlibat membereskan puing-puing sisa kebakaran pada Sabtu malam, 16 September 2023, orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Petugas menjaga kawasan Museum Nasional secara ketat.
Ahmad menjelaskan alasan tidak boleh masuk lantaran pihaknya menjaga barang-barang bersejarah musem yang disebut Museum Gajah itu agar tidak rusak.
“Kalau soal pengamanan tidak semua orang boleh masuk, bahkan masuk di ruangan harus seizin saya. Siapapun itu,” ucapnya.
Dia menjelaskan ada dua bagian atau dua ring lokasi, yakni petugas yang boleh masuk hanya sekitar pelataran Museum Nasional dan petugas yang boleh sampai lokasi kebakaran.
“Penanganan benda budayanya jadi yang boleh masuk sampai sini dan sampai lokasi terbakarnya sudah berlapis begitu,” tuturnya.
Petugas yang boleh sampai pelataran yang yang berkepentingan untuk mengurus konsumsi. “Karena berhati-hati sekali,” katanya.
Termasuk petugas PPSU yang dilibatkan dalam membersihan puing-puing kebakaran Museum Nasional juga diberikan arahan terlebih dahulu supaya berhati-hati.
“Tasnya pun harus tinggal di sini diperintahkan begitu. Itu ke arah kemananan memastikan tidak ada benda satupun yang terbawa siapapun,” ujarnya.
Pilihan Editor: Akhir Pekan Tanah Abang pun Sepi, Pedagang: Biasa Melayani Sampai Engap-Engapan