Dia membantah telah berniat untuk menipu korban dengan tiket palsu sebab, ia hanya ingin mencoba membobol website tiket konser. "Cita-cita pemain itu semuanya tetap ingin konsumennya dapat walapun dengan harga yang tidak begitu tinggi, karena rate calo Indonesia sangat tidak masuk akal untuk dimasukkan ke kantong pelajar," ujarnya.
Para korban, kata Dharma, juga mengetahui bila tiket konser yang didapat berasal dari membobol website tiket. "Saya selalu menjelaskan semua itu rinci kepada promotor-promotor begitu disetujui ya saya kerjakan," katanya.
Dia mulai meretas situs penjualan tiket konser pada konser Justim Bieber di Jakarta pada 2022, namun tidak jadi dilakukan. "Terus beberapa pay dari tiket.com untuk acara dwp (Djakarta Warehouse Project) beberapa tahun lalu saya pernah pay juga," ujarnya.
Wakasat Reskrim Polres Metro Depok Ajun Komisaris Polisi Markus Simaremare menjelaskan kasus ini bermula dari korban menghubungi pelaku lewat temannya.
"Tersangka memberi tahu agar dibuatkan grup untuk pembelian tiket, selanjutnya ada tiga orang lagi sebagai korban termasuk dari tersangka termasuk dalam grup WhatsApp," kata Simaremare.
Tersangka menjanjikan bisa mengusahakan tiket konser Coldplay sehingga korban menyetor uang ke saksi.
"Ada pemesanan di Cat 5 dan Cat 3 dengan total kerugian Rp11 juta, Cat 5 dibayar Rp2,5 juta kemudian Cat 3 Rp6 juta, jadi empat orang menyetor sebesar Rp11 juta," kata Simaremare.
Setelah itu Dharma mengirimkan file pdf yang seolah-olah invoice untuk ditukar sesuai dengan ID pemesanan pada hari H. Namun, saat di GBK, invoice itu ternyata tidak bisa ditukarkan.
Para korban penipuan tiket Coldplay itu memutuskan untuk melaporkan Dharma ke polisi. "Mereka merasa dirugikan dan melapor kejadian ke Polres Metro Depok," ucap Simaremare.
RICKY JULIANSYAH
Pilihan Editor: Lagi, Penipu Tiket Konser Coldplay Ditangkap di Depok