TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PDIP, Adian Napitupulu, mendatangi Markas Polda Metro Jaya pada Kamis malam, 22 Agustus 2024. Dia menyatakan mencari tahu jumlah dan kondisi peserta aksi massa tolak revisi UU Pilkada di DPR yang ditangkap polisi.
"Mau tahu jumlahnya yang ditangkap. Saya mau memastikan tidak ada kekerasan, semua sesuai dengan prosedur," ujar dia saat hendak meninggalkan Polda Metro Jaya sekitar pukul 22 WIB.
Perihal jumlah, ia belum bisa memastikan. Namun ia mengungkap mendapat informasi ada sekitar 50 orang yang ditangkap polisi dari aksi demontrasi tersebut di sekitar Gedung DPR. Adian juga mengatakan, ada sekitar 20 advokat yang telah siap membantu mereka.
Menurut anggota Komisi VII DPR ini, mereka yang ikut unjuk rasa merupakan orang-orang yang cinta Tanah Air yang mengekspresikannya dengan cara mereka sendiri. Dia mengaku telah berbicara dan mengingatkan kepada penyidik agar tidak ada kekerasan, sebaliknya pemeriksaan sesuai prosedur.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangannya, menyatakan belum mendapat informasi perihal massa aksi yang ditangkap. Ade Ary juga mengaku belum menerima informasi, apakah hari ini, Jumat, akan ada demo lanjutan. "Kami pastikan lagi, belum dapat informasi tersebut." ujar dia.
Massa bersitegang dengan aparat Kepolisian saat aksi menolak revisi UU Pilkada di gerbang belakang DPR RI, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024. Sebagian pendemo yang terlibat bentrokan terlihat mengenakan celana seragam sekolah. TEMPO/M Taufan Rengganis
Aksi massa menolak DPR merevisi UU Pilkada diwarnai bentrokan. Aksi juga diakhiri lewat pembubaran paksa oleh polisi yang menggunakan gas air mata serta water cannon. Massa dari mahasiswa, buruh, dan masyarakat sipil bergerak karena menilai pemerintah dan DPR akan kembali merusak tatanan negara dengan cara menyiasati putusan MK terbaru tentang syarat calon usia kepala daerah dan ambang batas parpol yang bisa usung pasangan calon kepala daerah.
Seperti diketahui, putusan MK itu menutup peluang putra bungsu Presiden Joko Widodo untuk mendaftar pilkada tahun ini--sebelum Jokowi lengser--dan memunculkan peluang hadirnya pasangan calon lain di Pilkada Jakarta.
Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, massa aksi bentrok dengan aparat karena ingin menerobos masuk ke dalam kompleks DPR. Sebagian dari mereka tampak terkena pukulan dan gas air mata dari petugas. Ikut terimbas kekerasan oleh polisi adalah dua wartawan Tempo yang sedang menjalankan tugas peliputan. Keduanya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo untuk mendapatkan pertolongan.
Pilihan editor: Info Terkini Gempa M5,3 di Laut Banda, Terasa Kuat di Maluku Barat Daya dan Maluku Tengah