Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sempat Koma, Pelajar SMK Korban Pengeroyokan Anggota PSHT Akhirnya Meninggal

image-gnews
Ilustrasi tawuran/aksi anarkis/pengeroyokan. Shutterstock
Ilustrasi tawuran/aksi anarkis/pengeroyokan. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang remaja pria bernama Alfin Syafiq Ananta meninggal setelah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Tentara dr Soepraoen, Kota Malang, Kamis pagi, 12 September 2024.

Remaja berusia 17 tahun itu dirawat dalam kondisi koma di RST dr Soepraoen usai dikeroyok sembilan anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Dusun Petren, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Jumat malam, 6 September kemarin.

Kepala Kepolisian Sektor Karangploso (Kapolsek) Ajun Komisaris Polisi Moch. Sochib membenarkan kabar meninggalnya remaja kelas dua SMK PGRI 3 Kota Malang itu. 

“Untuk perkembangan kasusnya, sudah ditangani Polres (Kepolisian Resor) Malang. Ditangani di sana,” kata Sochib kepada wartawan, Kamis siang, 12 September 2024.  

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Malang AKP Ponsen Dadang Martianto mengatakan, kasus penganiayaan terhadap Alfin ditangani Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) dan delapan orang terduga pelaku masih dalam pemeriksaan intensif secara bergantian.

Secara terpisah, Nanang Kuswanto meminta kepada pihak kepolisian untuk menghukum seberat-beratnya orang-orang yang telah menganiaya putranya. Pria 43 tahun ini meminta polisi untuk bertindak transparan, tidak ada proses hukum yang ditutup-tutupi.

Nanang mengaku sudah melihat rekaman kamera pengawas atau CCTV. Dari rekaman kamera, kata Nanang, putranya memang seperti sengaja hendak dibunuh. Para pelaku membentuk formasi melingkar saat bergantian memukul dan menendang Alfin hingga tak sadarkan diri.

“Walaupun pelakunya ada yang masih anak-anak, tapi kelakuannya melebihi batas. Anak saya sampai mati,” kata Nanang di rumahnya, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso.

Selebihnya Nanang menceritakan aktivitas anaknya sebelum dianiaya. Pada hari Rabu malam, 4 September, sekitar pukul 23.00 WIB, datang seorang remaja pria yang mengaku teman sekolah Alfin. Si remaja ingin mengajak Alfin untuk mengerjakan PR (pekerjaan rumah). Nanang tidak mengizinkan. 

Kamis pagi, 5 September, Nanang menceritakan kedatangan remaja tersebut kepada Alfin. Sang anak menjawab tidak punya janji mengerjakan PR bersama dan remaja yang datang untuk menjemputnya adalah teman beda kelas. 

Berselang beberapa jam, tiba-tiba Alfin meminta izin kepada ibunya untuk mengikuti latihan beladiri di perguruan silat PSHT. Sang ibu memberitahu Nanang. Sang ayah membolehkan sepanjang kegiatan itu bersifat positif. 

Lalu, pada Jumat, 6 September, sekitar 18.30 WIB, Alfin berpamitan kepada ibunya untuk mengikuti latihan perdana sebagai anggota PSHT. Namun, hingga pukul 23.00 WIB, Alfin tak kunjung pulang. Telepon genggamnya tidak aktif. Nanang dan istri pun sontak sangat kaget saat menerima kabar anak sulungnya sudah berada di rumah sakit akibat habis dikeroyok sejumlah orang. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat di rumah sakitlah Nanang mendapat informasi mengenai kejadian dan terduga pelakunya. Nanang lalu melapor ke Markas Polsek Karangploso. 

“Anak saya dianiaya karena memasang status (Whatsapp) pakai kaus PSHT. Anak saya memang bukan anggota PSHT dan itu membuat anggota PSHT yang lain tersinggung. Tapi anak saya pun sudah meminta maaf secara terbuka melalui Instagram, masak tetap dianiaya dengan sangat kejam begitu,” ujar Nanang. 

Sebelumnya, Kapolsek Karangploso AKP Moch. Sochib menyampaikan, pengeroyokan diduga dipicu oleh pemasangan status Whatsapp oleh Alfin yang menggunakan kaus PSHT. Lalu ada seorang anggota PSHT yang mengonfirmasikan kepada Alfin tentang status keanggotaannya di PSHT. Alfin jujur mengaku bukan anggota PSHT dan meminta maaf. 

Karena bukan anggota PSHT, Alfin kemudian diajak latihan bersama di tempat kejadian perkara sebagai syarat jadi warga PSHT pada Jumat, 6 September. 

“Sekira pukul 18.30 WIB, korban janjian untuk mengikuti latihan di lokasi dan terjadi penganiayaan oleh anggota PSHT terhadap korban hingga tidak sadarkan diri,” kata Sochib.

Alfin dibawa ke Klinik Delima, Jalan Raya Ngijo, Karangploso. Karena kondisinya terus melemah, Alfin dipindahkan ke Rumah Sakit Prasetya Husada, Desa Ngijo, hingga akhirnya dirujuk ke RST dr Soepraoen, Kota Malang. 

Penganiayaan mengakibatkan cidera sangat serius pada diri Alfin, yaitu luka-luka di bagian pipi kanan, bagian kaki, pendarahan di otak, paru-paru berdarah, hingga lambung bocor. 

“Korban mengalami koma dan terpaksa dibawa ke RST dr Soepraoen karena ada sejumlah organ dalam yang rusak akibat penganiayaan,” kata Sochib. 

Dari sembilan terduga pelaku, lima orang di antaranya masih anak di bawah umur, yakni PIA, 15 tahun; MAS, 17 tahun; RH, 14 tahun; VM, 16 tahun, dan HQN, 16 tahun. Kelima remaja warga Kecamatan Karangploso ini ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Malang. 

Tiga orang lagi, Ragil, 16 tahun, warga Ngenep, Karangploso; serta Iman, 25 tahun dan Nurrochman, 27 tahun, keduanya warga Kota Batu. 

Pilihan Editor: Seorang Ayah di Ternate Bakar Anak Kandungnya Setelah Seharian Tak Pulang ke Rumah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kronologi dan Penyebab Kekerasan oleh Kakak Kelas di SMA Kebangsaan Lampung

1 hari lalu

Ilustrasi perisakan/bullying atau pengeroyokan. Shutterstock
Kronologi dan Penyebab Kekerasan oleh Kakak Kelas di SMA Kebangsaan Lampung

Salah seorang siswa berinisial BAW SMA Kebangsaan Lampung menjadi korban kekerasan dan pengeroyokan oleh kakak kelasnya.


Remaja Tewas oleh Pesilat PSHT, Polres Malang: Korban Dua Kali Dikeroyok

2 hari lalu

Ilustrasi perguruan silat. Shutterstock
Remaja Tewas oleh Pesilat PSHT, Polres Malang: Korban Dua Kali Dikeroyok

Alfin Syafiq Ananta dua kali dikeroyok oleh anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Korban tewas dengan luka parah di kepala


Sepuluh Pesilat PSHT Jadi Tersangka Pengeroyokan Remaja hingga Tewas

3 hari lalu

Ilustrasi Pengeroyokan.
Sepuluh Pesilat PSHT Jadi Tersangka Pengeroyokan Remaja hingga Tewas

Seorang remaja tewas setelah dua kali dikeroyok oleh sepuluh anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)


Viral Pengeroyokan di Pom Bensin Rest Area Jakarta-Merak, Polisi Tangkap 2 Tersangka

5 hari lalu

Ilustrasi pengeroyokan. survivalmastery.com
Viral Pengeroyokan di Pom Bensin Rest Area Jakarta-Merak, Polisi Tangkap 2 Tersangka

Cekcok mulut berujung pengeroyokan mengakibatkan korban mengalami luka-luka. Salah satu pelaku menusuk korban, sementara pelaku lainnya menendang.


Satu Pemuda Tewas karena Tawuran di Palmerah, Korban Luka Sabetan Celurit di Leher

7 hari lalu

Konferensi pers Polres Metro Jakarta Barat soal kasus tawuran di Palmerah yang sebabkan satu orang tewas, Selasa, 10 September 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Satu Pemuda Tewas karena Tawuran di Palmerah, Korban Luka Sabetan Celurit di Leher

Kedua pelaku yang menyabet korban dengan celurit saat tawuran itu, kini berstatus anak yang berhadapan dengan hukum.


Badan Geologi Gelar Sosialisasi di Malang, Termasuk soal Gempa Besar Megathrust

10 hari lalu

Peta lokasi dua gempa dari zona megathrust di selatan Lombok-Sumbawa, Kamis dan Jumat 15-16 April 2021. Foto/Twitter
Badan Geologi Gelar Sosialisasi di Malang, Termasuk soal Gempa Besar Megathrust

Badan Geologi dalam sosialisasi di Malang menyatakan, penyebaran informasi termasuk megathrust diperlukan untuk mengurangi kekhawatiran.


Tiga Anggota Geng Motor di Medan Terdakwa Pembunuhan Dituntut 12 Tahun Penjara

13 hari lalu

Ketiga anggota geng motor yang jadi terdakwa perkara pembunuhan di Pengadilan Negeri Medan, Selasa, 3 September 2024. (ANTARA/Aris Rinaldi Nasution)
Tiga Anggota Geng Motor di Medan Terdakwa Pembunuhan Dituntut 12 Tahun Penjara

Kasus pembunuhan ini melibatkan 3 grup geng motor, yaitu Sena (Susah Senang Bersama), S2BT (Simple-Simple Brother Team), dan Parwak (Parkiran Uwak).


Tahanan Rutan Depok Dikeroyok Hingga Tewas, Pelaku Bakal Dikirim ke Nusakambangan

15 hari lalu

Didampingi Karutan Depok Lamarta Surbakti (kiri) dan Kasat Reskrim Polres Metro Depok Kompol Suardi Jumaing, Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdan menjelaskan tahanan titipan Kejari tewas dikeroyok di Rutan Depok saat prescon di Mapolres Metro Depok. Sabtu, 31 Agustus 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tahanan Rutan Depok Dikeroyok Hingga Tewas, Pelaku Bakal Dikirim ke Nusakambangan

Sanksi juga akan diberikan kepada petugas rumah tahanan yang terbukti lalai dalam menjalankan tugas.


Ngeling-eling Peniwen, Kisah di Balik Monumen Peniwen Affair Malang

16 hari lalu

Puluhan anggota IPNU dan IPPNU Kabupaten Malang nobar film dokumenter Ngeling-eling Peniwen produksi Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang di kantor PCNU Kabupaten Malang, Sabtu malam, 31 Agustus 2024. Film mengisahkan aksi KNIL membantai anggota Palang Merah Remaja di Desa Peniwen, Kabupaten Malang saat Agresi Militer Belanda 2 pada 19 Februaro 1949. Tempo/Eko Widianto
Ngeling-eling Peniwen, Kisah di Balik Monumen Peniwen Affair Malang

Nonton bareng film Ngeling-eling Peniwen mengenalkan sejarah tragedi KNIL yang diabadikan dalam relief Monumen Peniwen Affair di Malang


5 Jenis Bakso dan Keunikan Hidangannya

20 hari lalu

Ilustrasi bakso (Pixabay)
5 Jenis Bakso dan Keunikan Hidangannya

Bakso salah satu makanan populer di Indonesia