TEMPO.CO, Jakarta - Profesor politik islam global dari Alfred Deakin Institute for Citizen for Citizenship and Globalization (ADI), Melbourne, Australia, Greg Barton, mengatakan deklarasi pembubaran diri organisasi teroris Jamaah Islamiyah mengejutkan berbagai pihak. Termasuk beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan negara asal Greg Barton yakni Australia.
“Harus diakui ada banyak yang terkejut itu pasti. Kalau tidak memperhatikan organisasi ini pasti ini informasi yang di luar dugaan,” ujarnya saat ditemui di kantornya di Jakarta Pusat pada 19 Agustus 2024 lalu.
Namun, kata Barton, harus diakui juga beberapa tahun ke belakang tidak ada serangan teror yang dilakukan oleh JI. Ditambah lagi munculnya organisasi teror lain seperti ISIS, yang membuat masyarakat fokus pada organisasi tersebut. Sehingga seolah-olah JI sudah tidak terlalu penting. “Tiba-tiba JI deklarasi membubarkan diri, itu mengagetkan,” ucap Barton.
Pada prinsipnya, ia berujar, bagi orang yang mengikuti perkembangan JI, pasti akan lebih masuk akal. Karena sampai dengan JI membubarkan diri bukan sesuatu yang tiba-tiba. Prosesnya sudah berlangsung 10 tahun. Menurutnya, narasi membubarkan diri itu menjadi langkah yang besar bagi organisasi tersebut.
Penulis buku Biografi Gus Dur itu mengatakan sebenarnya jaringannya tidak akan hilang, karena secara sosial akan terus ada. Ditambah lagi mereka percaya dengan pesantren dan santri yang bisa dikembangkan dan mau mengubah kurikulumnya. “Jadi jaringan teror diganti secara resmi fokus pada dakwah dan pendidikan, itu jadi masuk akal,” tutur pria yang fasih berbahasa Indonesia itul
Deklarasi pembubaran diri itu dilakukan di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, pada Ahad, 30 Juni 2024, yang difasilitasi Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri atau Densus 88. Pembubaran diri organisasi itu dihadiri oleh para mantan petinggi JI. Mantan Amir JI yang sedang dipenjara Abu Rusydan dan Para Wijayanto juga turut dihadirkan Densus 88. Abu Fatih dan pentolan JI lain seperti Aris Siswanto dan Bambang Sukirno juga hadir. Eks Amir JI yang sudah menghirup udara bebas, Zarkasih, pun ikut berkumpul di Hotel Lorin, Sentul Bogor, pada 30 Juni 2024.
Dalam notula deklarasi yang diterima Tempo menyebutkan, mereka diantaranya turut membahas sikap tatharruf atau ekstremisme dan ide untuk merujuk manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah. Diskusi itu jauh berbeda dengan doktrin JI yang sebelumnya mempraktikkan takfiri dan “berjihad” dengan cara kekerasan seperti bom bunuh diri.
Akhirnya mereka bersepakat mendeklarasikan pembubaran diri pada hari itu. Sebanyak 16 orang senior JI berdiri di atas panggung. Abu Rusydan duduk dan membacakan enam poin deklarasi pembubaran JI. “Menyatakan pembubaran Al-Jamaah Al-Islamiyah dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Rusydan dikutip dari Majalah Tempo edisi 22-27 Juli 2024.
Seusai deklarasi, sebanyak 100 lebih pengurus pesantren yang terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah dari Sumatera Utara sampai Nusa Tenggara Barat di ruangan itu menyanyikan lagu Indonesia Raya. Video tersebut beredar di media sosial.
Pilihan Editor: Jamaah Islamiyah Membubarkan Diri, Greg Barton: Tetap Waspada dengan Kelompok Sempalan