TEMPO.CO, Jakarta - Polres Jakarta Pusat memburu Kwan Cherry Lai, 41 tahun. Bos Brandoville Studios, perusahaan animasi dan game yang berkantor di Jakarta, tak diketahui keberadaannya setelah seorang eks karyawan melaporkan dugaan eksploitasi dan kekerasan yang dilakukannya.
Eks karyawan tersebut, CS, bercerita ia dipekerjakan sebagai asisten pribadi Cherry Lai. Dia bekerja di Brandoville Studios sejak 2019 bermula sebagai staf di bagian pemasaran.
CS menyebutkan Cherry Lai lahir di Hong Kong, 13 November 1981. Ibunya warga negara Hong Kong, sedangkan ayahnya berasal dari Bangka. "Dia pernah cerita orang tua sudah cerai waktu dia lahir karena katanya ayahnya mau jual dia," tutur CS pada Tempo, Sabtu, 4 September 2024.
Pada usia 9 tahun, Cherry Lai disebut pindah ke Toronto, Kanada, dan menetap di sana hingga lulus sarjana filsafat dari sebuah universitas di Amerika Serikat. "Dia menikah dengan Ken Cham Chuen Lai (Ken Lai), pria dua kewarganegaraan Hong Kong dan Kanada, dan tidak memiliki anak," kata CS.
Tempo mendapatkan dokumen surat Izin Tinggal Terbatas Elektronik yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Pusat. Dalam surat tersebut termuat informasi Cherry Lai merupakan warga negara Cina. Izin tersebut telah kedaluwarsa dengan masa berlaku terakhir pada 15 April 2024.
Sementara itu, CS telah melaporkan Cherry Lai ke Polda Metro Jaya. Dalam dokumen laporan yang dibuat pada 5 September 2024, CS melaporkan Cherry Lai atas ancaman pembunuhan dengan kalimat, “Kalau saya tidak dapat apa yang saya inginkan, kamu mati”.
CS bercerita jika Cherry Lai kerap melakukan kekerasan, mengeksploitasi, dan menganiaya pegawainya. Selama lima tahun bekerja di Brandoville Studios, CS mengaku mengalami trauma. “Dianiaya sejak saya bekerja,” ucap dia.
Puncaknya, CS mengaku dianiaya Cherry Lai dan diancam akan dibunuh saat keduanya berada di Hotel St. Regis, Jakarta. “Sekembalinya perjalanan bisnis dari Hong Kong medio Agustus lalu," katanya.
"Dia menjambak rambutku dan menyeret saya ke dinding tempat umum di Hotel St. Regis. Dia bahkan menampar saya di depan umum, disaksikan oleh staf hotel,” kata CS.
CS berujar pernah dipaksa memakan kelopak bunga yang memang tidak bisa dimakan. Di hotel itu pula Cherry Lai disebut menyiramnya dua kali dengan air, mematahkan dua kacamatanya, dan menamparnya. Akibat perbuatan itu, CS mengaku menderita sinusitis akibat benturan kacamata di hidungnya. "Saya tidak dapat memakai kacamata selama berbulan-bulan, dan mata saya terlalu kering untuk memakai lensa kontak karena kurang tidur," katanya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi belum merespons konfirmasi Tempo berkaitan dengan laporan CS ke kantornya.
Sementara itu, Tempo berusaha mengkonfirmasi lewat sosial media resmi Brandoville Studios dan mendatangi bekas kantor mereka di Jalan Sumenep, Nomor 23, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat, 13 September 2024. Kantor dalam keadaan tertutup, namun tulisan Brandoville Studios masih tertempel pada pagar luar dan bagian atas rumah. Karena tidak ada penjaga, surat permintaan konfirmasi dimasukkan lewat sela pagar.
Jihan Ristiyanti berkontribusi dalam penulisan ini
Pilihan Editor: Polisi Buru Cherry Lai, Selidiki Dugaan Eksploitasi di Brandoville Studios