TEMPO.CO, Jakarta - Brandoville Studios menjadi pembicaraan setelah co-owner perusahaan, Cherry Lai, diduga bersikap sewenang-wenang kepada karyawannya. Nama istri dari pendiri Perusahaan, Ken Lai, itu menjadi topik tren di media sosial atas perbuatannya.
Brandoville Studios pernah berkantor di Jalan Sumenep, Nomor 23, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Gedung empat lantai itu tampak sepi Jumat siang tadi. Pagar berkelir emas tertutup rapat dan digembok. Dari luar, terlihat dedaunan kering menutupi area halaman dalam.
"Tutup sejak Juli, kurang tahu kenapa," ujar Firman, seorang petugas keamanan yang menjaga gedung di sebelahnya. Ia sudah bekerja di sana selama 5 tahun.
Melalui laman resminya, Brandoville Studios menyebut mereka sebagai studio Triple-A game art dan Animasi di Indonesia.
Jika mengacu pada sosial media resmi Brandoville Studios, mereka mengumumkan tutup per 17 Agustus 2024. Perusahaan ini berdiri sejak 2018 dengan nama Brandoville Lemon Sky. Kemudian berganti nama menjadi Brandoville Studios. Tidak jelas alasan mereka menutup usahanya.
Sementara dugaan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan Cherry Lai diungkap salah satu karyawannya lewat media sosial. Beredar tangkapan layar percakapan antara Cherry dan karyawan di aplikasi pesan singkat yang menunjukkan tindakan tersebut.
Cherry diduga kerap bersikap semena-mena kepada karyawannya. Misalnya, melakukan panggilan di atas jam 00.00, menghukum karyawan dengan meminta menampar dirinya sendiri, dan karyawan baru diperbolehkan pulang dini hari dari kantor.
Tempo berusaha mengkonfirmasi kabar yang ramai di sosial media melalui konfirmasi langsung di sosial media resmi mereka dan mendatangi kantor bekas Brandoville Studios. Meski kantor tertutup, namun tulisan Brandoville Studios masih tertempel pagar luar dan bagian atas rumah.
Karena tidak ada penjaga, surat permintaan konfirmasi di masukkan ke dalam pagar. "Nanti tanggal 15 ada petugas kebersihannya yang bakal ke sini, bersih-bersih." ujar Firman.
Sepengetahuannya, rumah yang menjadi kantor itu memang berstatus kepemilikan dari si empunya perusahaan. "Kalau Cherry saya sering dengar namanya, bos mereka memang," ujar dia.
Namun, Firman juga tidak mengetahui sebab perusahaan tersebut tutup. "Saya dengarnya buka perusahaan baru," tuturnya. Ia turut membenarkan jika pegawai di sana memang kerap pulang dini hari.
Pilihan Editor: Pertamina Dihukum Ganti Rugi Rp 23,1 Miliar untuk Korban Kebakaran Depo Plumpang