TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi jurnalis antikorupsi se-Asia Tenggara, Journalists Against Corruption (JAC), menyatakan kekhawatiran dan keprihatinan atas penangkapan Mech Dara, wartawan lepas asal Kamboja yang ditangkap polisi militer setempat. "Kami memohon kepada pihak berwenang Kamboja untuk memberikan Mech Dara proses hukum yang semestinya, dan segera membebaskannya ke penjagaan keluarganya jika tidak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk menahannya lebih lama," kata JAC dalam keterangan resmi yang diterima Tempo pada Selasa, 1 Oktober 2024.
Seperti jurnalis lainnya, JAC menilai Mech Dara memiliki kebebasan berekspresi dan kebebasan pers. "Pada dasarnya, kebebasan untuk melakukan pekerjaannya sejauh mengungkap pelanggaran, tanpa ancaman pelecehan, penahanan, dan penangkapan yang mengancamnya."
JAC mengatakan Mech Dara adalah wartawan gigih yang telah menyelidiki perdagangan manusia terkait dengan operasi online scam dan Kawasan Ekonomi Khusus. Tulisan itu membuatnya menerima penghargaan Pahlawan Laporan Perdagangan Manusia 2023 dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Juru bicara kelompok hak asasi manusia Licadho, Am Sam Ath, mengatakan kelompok tersebut menerima pesan singkat dari Mech Dara pada Senin kemarin. Pesan tersebut mengatakan bahwa Dara ditangkap oleh polisi militer.
"Penangkapan salah satu jurnalis paling berani di Kamboja akan berdampak buruk pada akses informasi bagi semua warga Kamboja," kata Naly Pilorge, salah satu Direktur Penjangkauan di Licadho, kepada Radio Free Asia.
Sementara itu, anggota keluarga Mech Dara mengatakan bahwa mereka tidak tahu ke mana wartawan itu dibawa. "Saya benar-benar khawatir tentang keselamatannya," ujarnya, dinukil dari ABC News.
Di sisi lain, juru bicara Polisi Militer, Eng Hy, membenarkan bahwa Mech Dara telah ditangkap usai surat perintah. Namun, Eng Hy menolak untuk mengatakan alasannya.
Ia mengatakan informasi lebih lanjut bersifat rahasia hingga penyelidikan selesai. Ini sebagaimana diharuskan oleh hukum pidana Kamboja.
Pilihan Editor: Pria di Sumbar Kelola Judi Online Beromzet Rp 300 Juta per Bulan, Bagian dari Jaringan Kamboja